Rabu, 14 Desember 2011

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI


ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

1.1       Anatomi dan Fisiologi
Respirasi dapat diartikan  sebagai gabungan aktivitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai Oksigen ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida (hasil dari pembakaran sel). Fungsi dari respirasi adalah menjamin tersedianya oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida hasil metabolisme sel secara terus-menerus.



 














Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu :
1.1.1   Saluran pernapasan atas, (upper Respiratory Airway)
a.       Hidung


 









Hidung dibentuk oleh tlang sejati (os) dan tulang rawan (kartilago). Hidung dibentuk oleh sebagian kecil tulang sejati, sisanya terdiri atas kartilago dan jaringan ikat (connective tissue).
Hidung terdiri daripada bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal terdapat dipermukaan muka dan terdiri daripada rangka penyokong yang dibentuk oleh tulang dan rawan. Rangka hidung diliputi oleh kulit dan permukaan dalamnya dilapisi oleh membran mukus.  Di bawah hidung terdapat dua pembukaan yang disebut lubang hidung atau nares eksternal. Bagian internal hidung terdiri daripada kaviti yang besar di tengkorak  terletak atas dari mulut dan di antara dua kaviti orbit. Bagian dalam hidung eksternal dan internal dibagikan kepada bagian kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang dikenali sebagai  septum hidung. Setiap kaviti hidung mempunyai atap, lantai, dinding lateral dan dinding medial (septum hidung). Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui  pembukaan hidung internal.
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembaban udara (humidifikasi), pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indera pencium dan resonator suara. Fungsi hidung sebagai pelindung dan penyaring dilakukan oleh vibrissa, lapisan lender dan enzim lisozim. Vibrissa adalah rambut pada vestibulum nasi yang bertugas sebagai penyaring debu dan kotoran (partikel berukuran besar). Debu-debu kecil dan kotoran (partikel kecil) yang masih dapat melewati vibrissa akaan melekat pada lapisan lender dan selanjutnya  dikeluarkan oleh refleks bersin.

b.      Sinus Paranasalis
Sinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala. Dinamakan sesuai dengan tulang tempat dia berada yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis dan sinus maxilaris. Sinus berfungsi
1.    membantu menghangatkan dan humidifikasi
2.    meringankan berat tulang tengkorak
3.    mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi.

c.       Tulang Turbinasi (Konka)
Tulang turbinasi, atau konka nama yang ditunjukkan oleh penampilannya yang seperti siput, mengambil bentuk dan posisi sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan permukaan membran mukosa saluran hidung dan untuk sedikit menghambat arus udara yang mengalir melaluinya.

d.      Faring, Tonsil, Adenoid
1.      Faring
Faring merupakan pipa berotot yang berbentuk cerobong (± 13 cm) yang letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan (kartilago) krikoid. Faring digunakan pada saat ‘digestion’ (menelan) seperti pada saat bernafas.
Berdasarkan letaknya, faring dibedakan menjadi tiga yaitu: dibelakang hidung (naso-faring) berfungsi untuk menjaga tubuh dari invasi organisme yang masuk ke hidung dan tenggorokan, belakang mulut (oro-faring) yang berfungsi untuk menampung udara dari naso-faring dan makanan dari mulut, dan belakang faring (laringo faring) yang berfungsi saat menelan dan respirasi.


 










2.      Tonsil
Amandel atau dikenal dengan nama tonsil adalah jaringan limfoid yang berlokasi di beberapa tempat dalam rongga mulut dan rongga faring. Tonsil yang paling dikenal adalah tonsil palatina yang berlokasi di  oro faring (kanan-kiri, belakang lidah), berbentuk almond, sepasang, dan mudah dilihat. Tonsil yang berikutnya adalah tonsil lingual yang berada di belakang lidah, dan tonsil yang ketiga adalah tonsil nasofaringeal (adenoid) yang terletak di nasofaring atau 1 inchi di atas uvula. Seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel adalah bagian dari sistem kekebalan yang menjaga tubuh manusia dari infeksi, khususnya infeksi saluran napas atas dan faring.





 








3.      Adenoid
Adenoid adalah kelompok jaringan limfoid yang terletak pada atap dan dinding posterior nasofaring (Ballinger, 1999).  Nasofaring berada di belakang bawah dari soft palate dan hard palate. Bagian atas dari hard palate merupakan atap dari nasofaring. Anterior nasofaring merupakan perluasan rongga hidung posterior. Menggantung dari aspek posterior soft palate adalah uvula. Pada atap dan dinding posterior nasofaring, diantara lubang tuba auditory, mukosa berisi masa jaringan limfoid yang disebut pharyngeal tonsil (adenoid). (Ballinger, 1999). Nasofaring merupakan suatu ruangan yang terletak di belakang rongga hidung di atas tepi bebas palatum molle. Berhubungan dengan rongga hidung dan ruang telinga tengah masing-masing melalui choanae dan tuba eustachius (Susworo, 1987).

e.       Laring
Setelah melewati hidung, udara masuk ke pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea).
Laring sering disebut sebagai ‘voice box’ dibentuk oleh struktur epithelium lined yang berhubungan dengan faring (diatas) dan trakhea (dibawah). Laring terletak di anterior tulang belakang ke-4 dan ke-6. Bagian atas dari esophagus berada di posterior laring.
Fungsi utama laring yaitu untuk pembentukan suara, sebagai proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya batuk.

1.1.2   Saluran pernapasan bawah (lower Airway) yang secara umum menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya, yaitu :
a.       Trakea
Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebrae torakal ke-7 yang bercabang menjadi dua bronkhus. Batang tenggorok atau trakhea terdiri atas tiga lapis yaitu lapisan luar terdiri dari jaringan ikat, lapisan tengah terdiri dari otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisaan terdalam terdiri dari jaringan epitelium bersilia.
Jaringan epitel juga menghasilkan banyak lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengembalikannya ke hulu saluran pernafasan benda-benda asing yang akan masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan.
Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu dan benda asing yang bersama udara. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

b.      Bronkus dan Bronkiolus
Seperti halnya trakhea, bronkus tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan otot polos, dan cincin tulang rawan serta lapisan epitel. Perbedaanya adalah bahwa dinding trakhea lebih tebal dan cincin tulang rawan pada bronkus tidak berbentuk lingkaran sempurna.
Cabang bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan cenderung lebih vertikal daripada cabang yang kiri. Hal tersebut menyebabkan benda asing lebih mudah masuk ke dalam cabang sebelah kanan daripada bronkus sebelah kiri.
Bronkhiolus merupakan cabang dari bronkus. Salurannya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis. Cincin tulang rawannya juga semakin tipis dan lingkarannya tidak sempurna. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus.

c.       Alveoli
Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru-paru. Parenkim tersebut banyak mengandung berjuta-juta unit alveolus, alveolus merupakan tempat kantong udara yang berukuran sangat kecil dan merupakan akhir dari bronkhiolus respiratoris sehingga memungkinkan pertukaran O¬2 dan CO2. Dinding alveoli tipis, lembab, setebal selapis sel, dan berlekatan erat dengan kapiler darah. Di beberapa bagian alveolus, dindingnya terbuka sehingga mempermudah hubungannya dengan kapiler darah. Dinding alveolus yang tipis dan lembab ini mempermudah udara pernapasan melaluinya.
Adanya alveolus memungkinkan daerah permukaan yang berperan penting untuk pertukaran gas menjadi luas., yaitu sekitar 50 kali luas permukaan tubuh, pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran oksigen dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas.

d.      Paru-paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada diatas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru-paru manusia berjumlah sepasang dan masing-masing dibungkus oleh selaput pembungkus yang dikenal dengan pleura. Pleura ini merupakan selaput tipis rangkap dua.
Diantara selaput tersebut dengan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan mengempis. Mengembangnya dan mengempisnya paru-paru disebabkan oleh perubahan tekanan dalam rongga dada. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.

e.       Torak, Diafragma dan Pleura
1.    Toraks
Toraks adalah daerah pada tubuh manusia (atau hewan) yang berada di antara leher dan perut (abdomen). Toraks dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi di superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas luar adalah dinding toraks yang disusun oleh vertebra torakal, iga-iga, sternum, otot, dan jaringan ikat. Sedangkan rongga toraks dibatasi oleh diafragma dengan rongga abdomen. Rongga Toraks dapat dibagi kedalam dua bagian utama, yaitu : paru-paru (kiri dan kanan) dan mediastinum. Mediastinum dibagi ke dalam 3 bagian: superior, anterior, dan posterior. Mediastinum terletak diantara paru kiri dan kanan dan merupakan daerah tempat organ-organ penting toraks selain paru-paru (yaitu: jantung, aorta, arteri pulmonalis, vena cavae, esofagus, trakhea, dll.).

2.    Diafragma




 









3.    Pleura

1.2       Mekanisme Ventilasi
1.3       Difusi dan Perfusi
1.4       Pertukaran Gas
1.5       Transpor Oksigen
1.6       Kurva Disosiasi Oksihemokglobin
1.7       Transpor Carbondioksida
1.8       Gangguan Pernapasan
1.9       Asuhan Keperawatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)