Minggu, 01 April 2012

FOLIKULITIS


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

1.2         Rumusan Masalah
1.        Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien folikulitis ?

1.3         Tujuan
1.3.1   Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang folikulitis serta mendapatkan gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis

1.3.2   Tujuan Khusus
a.                Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi folikel
b.                Untuk mengetahui definisi folikulitis
c.                Untuk mengetahui etiologi folikulitis
d.               Untuk mengetahui patofisiologi folikulitis
e.                Untuk mengetahui WOC folikulitis
f.                 Untuk mengetahui manifestasi klinis folikulitis
g.                Untuk mengetahui komplikasi folikulitis
h.                Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic folikulitis
i.                  Untuk mengetahui penatalaksanaan folikulitis
j.                  Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada folikulitis
k.                Untuk mengetahui asuhan keperawatan folikulitis

1.4         Manfaat
1.        Memberikan informasi pada mahasiswa tentang folikulitis serta berbagai hal lain yang berhubungan dengan penyakit ini.
2.        Menambah pengetahuan penulis tentang penyakit folikulitis
3.        Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian atau hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit folikulitis


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1         Anatomi dan Fisiologi Folikel
Bagian atau susunan dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian  diantaranya ujung rambut,  batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari rambut :
1.        Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada  rambut yang baru tumbuh & belum pernah dipotong.
2.        Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-benang halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai 3 lapisan, yaitu:
a.       Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan –lapisan luar, terdiri dari sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun, bagian bawah menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.
b.      Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula & medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali (tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang sangat halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril mengandung butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril mengandung suatu zat belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave dan obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral terdapat ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap (Pengeritingan).
c.       Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk oleh Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang berisikan Udara. Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar / lonjong berombak menebal disatu sisi. Rambut keriting penampang melintangnya tidak menentu  (kadang berbentuk ginjal)








3.      Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :
a.       Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai kantong dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis(lapisan dalam kulit).
b.      Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan epidermis. Gunanya  untuk menghisap / menyerap udara serta penimbunan kotoran dan sebum.
c.       Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).
d.      Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi Zat makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e.       Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan rambut.
f.       Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.
g.      Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau disebut sebagai sel melanin

2.2         Definisi Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. (Corwin, 2011)
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik kecil disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)






















2.2.1        Klasifikasi Folikulitis
a.       Folikulitis berdasarkan letaknya
1.      Folikulitis Superficial
a.)    Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
b.)    Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal.
c.)    Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae menyebabkan jenggot menjadi keriting.
d.)   Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
2.      Folikulitis Profunda
a.)    Folikulitis Gram negative
Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di hidung akan kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.
b.)    Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe ini memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)

b.      Folikulitis berdasarkan penyebabnya
1.      Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa dangkal atau mendalam. Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle. Ini lebih serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan menimbulkan luka yang membekas pada kulit. Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh folikel rambut. Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri coliform juga menjadi penyebab folikulitis bakterial.
2.      Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam darah atau organ dalam.
Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.
3.      Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau borok, dan akhirnya  menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum moluskum mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai papula berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
4.      Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami pada folikel pilo-sebaceous manusia. (Anonymus, 2011)

2.2.2        Prognosis
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (Kowalak, 2011)

2.3         Etiologi Folikulitis
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman staphylococcus aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
1.        Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang)
2.        Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)



 








2.3.1        Faktor Risiko
Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :
a.         Luka yang terinfeksi
b.        Higiene yang buruk
c.         Keadaan umum yang jelek
d.        Pakaian yang ketat
e.         Gesekan
f.         Pencukuran
g.        Terapi imunosupresan
h.        Pajanan pelarut tertentu
i.          Diabetes (Kowalak, 2011)

2.4         Patofisiologi Folikulitis
Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan sawar kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan reaksi inflamasi dalam folikel rambut. (Kowalak,2011)



2.5         Woc Folikulitis





2.6         Manifestasi Klinis
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)

 
2.7         Komplikasi Folikulitis
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1.      Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus limfatikus dan aliran darah.
2.      Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit ( subkutan ). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.
3.      Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik / skar keloid ) atau hipopigmentasi
4.      Kerusakan folikel rambut
5.      Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)

2.8         Pemeriksaan Diagnostic Folikulitis
1.      Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada
2.      Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis folinokulitis
3.      Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S. aureus)
4.      Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak, 2011)

2.9         Penatalaksanaan Folikulitis
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh, chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
2.9.1        Pencegahan
a.       Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
b.      Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)
c.       Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas
d.      Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)

2.10     Prinsip Etik Keperawatan pada Folikulitis
            Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum tindakan tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan yaitu :
1.      Otonomi (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan induvidu secara holistik.



2.      Beneficience (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien dan keluarga.
3.      Justice (perlakuan adil)
Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
4.      Non maleficience (do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.
5.      Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh seseorang.
6.      Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali kurang jelas.
7.      Moral right
Hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut kehidupan, kebahagiaan, kebebasan, privacy, self-determination, perlakuan adil dan integritas diri.


BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1         Pengkajian
1.      Anamnesa
a.       Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada kulitnya
b.      Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya
c.       Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami kejadian yang sama
2.      Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien
3.      Amati apakah ada pustula di daerah kulit

3.2         Diagnosa Keperawatan
1.      Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
2.      Resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
3.      Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi

3.3         Rencana Intervensi
3.3.1   kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Tujuan        : mempertahankan kulit utuh
Intervensi
1.    Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular
R/ menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus/infeksi
2.    Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa
R/ mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler
3.    Anjurkan menggunakan pakaian katun yang longgar
R/ mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab kulit
4.    Berikan matras busa/flotasi
R/ menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang dapat membatasi perfusi seluler yang menyebabkan iskemia/nekrosis

3.3.2   resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
Tujuan        : mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam
Intervensi
1.    Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasi
R/ tergantung tipe pustula ; untuk menurunkan risiko kontaminasi silang/terpajannya pada flora bakteri multiple
2.    Tekankan tentang pentingnya teknik mencuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien
R/ mencegah kontaminasi silang : menurunkan risiko infeksi
3.    Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu
R/ mencegah kontaminasi silang dari pengunjung

3.3.3   kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi
Tujuan        : Menyatakan pemahaman penyebab terjadinya purpura dan penggunaan tindakan pengobatan., Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan, berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi
1.    Tentukan persepsi pasien tentang penyebab terjadinya purpura
R/ membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang konstruktif pada pasien.
2.    Berikan/kaji ulang tentang etiologi folikulitis, penyebab/efek hubungan perilaku pola hidup, dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.
R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan informasi/keputusan tentang masa depan dan control masalah kesehatan.
3.    Diskusikan tentang pentingnya menghentikan memakai baju ketat, mencukur rambut dengan tidak hati-hati
R/ pakaian ketat dan mencukur rambut dengan sembarangan  juga berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya/berulangnya folikulitis
3.4         Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

3.5         Evaluasi
1.      Kerusakan integritas kulit teratasi
2.      Tidak terjadi penularan infeksi
3.      Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya


BAB 4
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

3.2         Saran
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)


DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. 2011. Folikulitis, Bisul, & Karbunkel. http://medicastore.com/penyakit/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 : 40
Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 : 25
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta
Rahayu. 2007. Bisul Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul -bayi-bag2.html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:00
Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:30

2 komentar:

terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)