BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibu hamil trimester kedua yakni msa
kehamilan pada minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-24 kehamilan. Pada
trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampak jelas, ibu hamil dan
keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan. Sebagian besar ibu hamil
pada trimester kedu ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak
sedikit ibu hamil pada masa ini ketika memeriksakan kehmilannya mengeluhkan
ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidaknyamanan normal dan
merupakan bgin dari perubahan yang terjadi pada tubuh dan emosional ibu selama
kehamilan. Adalah penting bagi seorang perawat untuk membedakan antara
ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya.
Walaupun ketidaknyamanan yang umum
dalam kehamilan trimester kedu ini tidak mengancam keselamatan jiwa, namun hal
tersebut bisa sangat menjemukan dan menyulitkan bagi ibu. Perawat harus
mendengarkan ibu, membicarakan tentang berbgai macam keluhannya dan membantu
mencari cara untuk mengatasinya. Untuk itu diperlukan asuhan keperawatan yang
tepat oleh seorang perawat agar ibu hamil pada trimester kedu ini dapat
menikmati kehamilannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Trimester 2 Pada Ibu Hamil ?
2. Bagaimana Etiologi Trimester 2 Pada Ibu Hamil ?
3. Bagaimana Manifestasi Klins Trimester 2 Pada Ibu Hamil
?
4. Bagaimana Pertumbuhan dan
Perkembangan Janin pada Trimester 2 ?
5. Bagaimana Perubahan
Fisik Ibu Hamil Trimester 2 ?
6. Bagaimana Perkembangan
Janin pada Ibu Hamil Trimester 2 ?
7. Bagaimana Perubahan Psikologis dan
Fisiologis Pada Ibu Dalam Trimester 2 ?
8. Bagaimana Pendidikan Prenatal pada
Kehamilan Trimester 2 ?
9. Bagaimana Pedoman Penyusunan Menu Bagi Ibu Hamil ?
10
Bagaimana
senam pada ibu hamil ?
11
Bagaimana
Pemeriksaan Diagnostik Pada Ibu Hamil
Trimester 2 ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan
Umum
Menambah
pengetahuan seputar penyakit hemoroid serta asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat pada pasien trimester 2
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit ” trimester 2”
2.
Untuk
mengetahui gejala-gajala yang timbul pada penderita ” trimester 2”
3.
Untuk
mengetahui apa saja penyebab sekaligus patofisiologi dari penyakit ” trimester
2”
4.
Untuk
mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien penderita ” trimester 2”
1.4 Manfaat
1.
Mahasiswa
akan lebih mengetahui tentang ” trimester 2”
2.
Lebih
mengerti tentang penatalaksanaan terhadap klien dengan ” trimester 2”
3.
Lebih
memahami tentang penerapan asuhan keperawatan “ trimester 2”
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Kehamilan Trimester II
adalah kehamilan dihitung dari bulan ke 4 sampai 6 bulan. Kehamilan
trimester II adalah kehamilan dimana usia kandungan memasuki 13 – 24 minggu.
Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atu 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketuju sampai 9
bulan. Jadi ibu hamil trimester kedua yakni pada bulan keempat sampai keenam
tepatnya pada minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-24 kehamilan.
Kehamilan
melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
dalam keluarga, jarang seorang ahli medik terlatih yang begitu terlibat dalm
kondisi yang biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi suatu tugas yang
tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana
menyambut anggota keluarga baru, memantu perubahan-perubahan fisik norml yang
dialami ibu serta tumbuh kembang janin. Juga mendeteksi serta mentalaksanakan
setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir
namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak
dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama hamilnya. Oleh karena
itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.
2.2 Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan apakah
seseorang benar-benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan ini
digolongkan sesuai dengan signifikansi dalam menetapkan diagnosa positif
kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi menjadi : tanda subyektif, tanda
obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Berikut akan diuraikan
mengenai tanda kehamilan yang terjadi dalam trimester kedua :
1
Tanda Subyektif
1)
Perubahan payudara; nyeri tekan, terasa
berat, pembesaran, pigmentasi dan perubahan putting. Perubahan ini sangat
signifikan pada wanita yang belum pernah hamil.
2)
Frekuensi berkemih; kongesti darah pada
organ perlik meningkatkan sensitifitas jaringan. Tekanan karena perbesaran
uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentrigger keinginan untuk
berkemih selama kehamilan.
3)
Gejala umum; beberapa wanita mengatakan
bahwa ia merasa hamil. Terjadi perasaan mudah lelah, pusing dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk tidur.
4)
Quickening; berarti perasaan pertama
adanya kehidupan. Sensasi getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan
pertama kali oleh calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita
yang pernah hamil sebelumnya.
2
Tanda Obyektif (probabilitas)
a.
Tanda Chadwick’s; bercak keunguan pada
vagina karena meningkatnya suplai darah.
b.
Tanda Hegar’s; melunaknya segmen bawah
uterus.
c.
Tanda Godell’s; melunaknya uterus
d.
Perubahan uterus; pada awal bulan keempat,
uterus menjadi sebesar buah jeruk, fundus uteri naik sampai tulang pubis. Pada
akhir bulan kelima fundus uteri telah naik sampai ke pusat.
e.
Ballottement; pantulan yang terjadi ketika
jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin
berenang menjauh dan kemudian kembali ke posisinya semula. Hal ini terjadi
sekitar kehamilan 4 sampai 5 bulan
Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak terasa sakit.
Uterine souffle; desiran nadi yang terdengar diatas uterus hamil
Kontraksi Braxton Hicks; kontraksi yang mungkin terjadi selama masa kehamilan, tidak terasa sakit.
f.
Perubahan abdomen; karena uterus membesar,
maka secara alamiah dinding abdomen harus terdorong keluar, kulit abdomen
mungkin teregang
Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak teratur pada kulit abdomen.
Striae gravidarum; terjadi akibat regangan kulit, terlihat garis – garis tak teratur pada kulit abdomen.
g.
Pigmentasi; terjadi karena pengumpulan
pigmen pada kulit payudara, mula dan midline abdomen
3
Bukti positif (absolut)
Bukti kehamilan positif diperlihatkan ketika pemeriksa dapat :
a.
Mendengar bunyi jantung janin dan desiran
funik (dorongan darah janin melalui tali pusat) Denyut jantung janin dapat
didengar selambatnya pada minggu kesepuluh dengan detektor nadi ultrasonografi
janin, pada minggu ke 17 sudah bisa didengar melalui stetoskop. DJJ terdengar
seperti detak cepat jarum jam, berdenyut 120 – 160 kali permenit.
b.
Desiran funik jarang didengar, secara
alamiah denyut terdengar bersamaan dengan denyut janin tetapi memiliki
pantulan, bunyi berdesis.
c.
Merasakan bagian – bagian janin : Bagian
janin paling cepat teraba pada minggu kelima , tetapi biasanya baru teraba
kemudian melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skeleton janin pada
gambaran X-ray USG telah berhasil dengan baik menentukan embrio paling cepat
minggu keenam. Skeleton janin diperlihatkan oleh X-ray paling cepat minggu ke
12 terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi
tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa.
4
Merasakan gerakan janin
Terkadang pada bulan keempat ibu merasakan gerakan janin. Untuk menjadi
tanda positif, gerakan ini harus dirasakan dan ditentukan oleh pemeriksa.
5
Mencatat elektrokardiogram janin
EKG janin adalah tekniuk
dimana impuls listrik yang terjadi dalam jantung janin direkam dengan cara
meletakkan elektroda pada abdomen ibu. Pengamatan ini memberikan informasi
berkelanjutan tentang janin
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua
Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan
pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun
perkembangan yang terjadi meliputi:
a.
Penampakan eksternal.
1)
16 minggu : kepala masih dominan, wajah
terlihat seperti manusia, mata, telinga dan hidung terlihat khas. Perbandingan
tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat aktivitas motorik.
2)
20 minggu : terlihat vernik kaseosa,
terlihat laguno, kaki memanjang dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
3)
24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan
proposisi yang sempurna, kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa,
terbentuk kelenjar keringat.
28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku.
28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang, terlihat kuku.
b.
Pengukuran mahkota ke pantat (cm)
1)
16 minggu : 11,5-13,5
2)
20 minggu : 16-18,5
3)
24 minggu : 23
4)
28 minggu : 27
c.
Perkiraan berat badan (gr)
1)
16 minggu : 100
2)
20 minggu : 300
3)
24 minggu : 600
4) 28 minggu : 1.100
d. Sistem muskuloskeletal
13-14 minggu : terlihat
gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai akibat adanya
rangsangan (aktivitas
motorik) pada saat ini biasanya ibu mulai dapat merasakan
gerakan janin
16 minggu : sebagian besar tulang dapat
terlihat dengan jelas di seluruh tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan
otot sudah dapat dideteksi.
17 minggu : refleks
menggenggam akan nyata dan berkembang sempurna sampai minggu ke 27
1)
20 minggu : sternum mengalami osifikasi,
pergerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu.
2)
25 minggu : refleks masa baru dapat
dilihat.
3)
28 minggu : astragalus (talus, tulang
lutut) mengalami osifikasi.
a.
Sistem sirkulasi
1)
16 minggu : otot-otot jantung berkembang
dengan sempurna, darah dibentuk aktif dalam limpa.
2)
24 minggu : pembentukan darah mengikat
dalam sum-sum tulang dan menurun dalam hepar.
b.
Sistem gastrointestinal
1)
14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
2)
16 minggu : terdapat mekonium pada usus,
di dalamnya terdapat cairan
usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus terbuka.
3)
17 minggu : dengan rangsang oral janin
dapat menjulurkan bibir atasnya.
4)
20 minggu : email dan dentin terbentuk,
kolon asending dapat dikenali,
dapat menjulurkan kedua bibirnya.
dapat menjulurkan kedua bibirnya.
5)
22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan
dengan rangsangan.
6)
28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap
aktif sebagai upaya mendapatkan makanan.
c.
Sistem pernafasan
1)
16 minggu : serabut-serabut elastik
terbentuk di paru-paru, terlihat brochiolus terminal dan respiratorius.
2)
18 minggu : gerakan pernafasan dapat
terdeteksi namun perkembangan struktur alveolus paru belum mencukupi bagi
kemungkinan hidup janin sebelum minggu ke 27-28.
3)
20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
4)
22 minggu : gerakan nafas yang diikuti
oleh bunyi suara yang lemah.
5)
24 minggu : sakus dan duktus alveolus
terbentuk, gerakan seperti pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam
cairan amnion.
6)
28 minggu : terbentuk surfaktan di
permukaan alveolar.
d.
Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
e.
Sistem persarafan
1)
16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai
terlihat, cerebellum memperlihatkan beberapa tonjolan.
2)
20 minggu : otak secara keseluruhan
terbentuk, mulai terjadi mielinisasi korda, medula spinalis berakhir pada
tingkat S-1.
3)
24 minggu : terbentuk selaput khusus
korteks serebri, proliferasi neuronal pada korteks serebri berakhir.
4)
28 minggu : tampak fisura serebri;
konvolusi terjadi dengan cepat.
f.
Organ-organ pengindera
1)
16 minggu : organ-organ pengindera
mengalami perbedaan secara umum.
2)
20 minggu : hidung dan telinga mengalami
osifikasi.
3)
28 minggu : kelopak mata terbuka kembali,
selaput retina terbentuk sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil mampu
memberikan reaksi terhadap cahaya.
g.
Sistem genitalis
24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke
skrotum.
2.4 Perubahan
Fisik Ibu Hamil Trimester Kedua
Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya
berada pada pertengahan antara sispisis pubis dan pusat. Penambahan berat badan
sekitar 0,4 – 0,5 kg/mg. Ibu mungkin akn mulai merasa banyak energi. Pada usia
kehamilan 20 mg fundus berada dekat dengan pusat. Payudara mulai mengeluarkan
kolostrum. Ibu merasakan gerakan bayinya dan juga mengalami perubahan yang
normal pada kulitnya meliputi adanya kloasma, lineanigra dan striae gravidarum.
Adapun
perubahan dari bulan ke bulan adalah sebagai berikut :
1.
Minggu ke-16/bulan ke-4
Fundus berada di tengah antara simpisis dan pusat.
Berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg/mg selama sisa kehamiln dan mungkin mempunyai
banyak energi. Sekresi vagina meningkat (tetpi normal jika tidak gatal,
iritasi, tau berbau busuk). Teknan pada kandung kemih dan sering kencing
berkurang.
2.
Minggu ke-20/bulan ke-5
Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi
kolostrum. Kantung ketuban menmpung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing
mungkin terjadi, terutama jika posisi berubah secara mendadak. Varises pembuluh
darh mungkin terjadi. Ibu merasakn gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung
tersumbat mungkin terjadi, kram pada kki mungkin ada, konstipasi mungkin
dialami.
3.
Minggu ke-24/bulan ke-6
Fundus di
atas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin terjadi. Perubhan kulit
bisa berupa striae gravidarum, chloasma, linea nigra dan jerawat. Mimisan dapat
terjdi, mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus membesar dn
kulit meregang.
2.5 Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua
2.5.1. Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan
identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota keluarga. Efek
– efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan baik bila kita mengerti
tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai
suatu ketidak seimbangan psikologis yang disebabkan oleh situasi atau tahap
perkembangan. Pada awalnya, terdapat periode syok dan menyangkal, kemudian
kebingungan dan preoccupation dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai
penyebabnya. Hal ini diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu solusi,
dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi
terhadap krisis tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian,
dukungan situasional, dan mekanisme koping mereka.
Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung
dan preocupation dengan masalah yang mengganggu. Selama periode ini, berbagai
alternatif seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi
legal, moral, dan ekonomi mereka. Akhirnya dicapai keputusan , dan rencana
tindakan dibuat. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran
–pikirannya sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia
membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan
tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia berespon terhadap
kehamilan. Sedangkan seorang pria membayangkan bahwa kehamilan adalah bagaimana
menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk bayangan ini dari
ayahnya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsinya
mempengaruhi bagaimana ia memperhatikan ibu dari anak – anaknya. Banyak pria
menjadi sangat khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang
aktif dalam memberikan perawatan medis untuknya. Beberapa pria mengalami gejala
– gejala seperti ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa
ahli medis disebut mitleiden, atau “menderita bersama”.
Ketrampilan coping merupakan kekuatan dan ketrampilan seseorang belajar
untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stres, misalnya dengan melakukan
aktivitas seperti menceritakannya pada teman, melakukan olah raga yang berat,
mendengarkan musik, menangis, menulisprosa atau puisi, dan melakukan solutide.
Metoda coping tersebut dapat digunakan oleh calon orang tua dan anggota
keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai
keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu.
Pada trimester kedua (minggu 12 –24) wanita sudah bisa menyesuaikan diri
dengan keadaan. Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi,
morning sickness telah hilang , ia telah menerima kehamilannya dan ia
menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil
dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini,
terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.
Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru, dan
hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
Gambaran sifat dari reaksi emosional wanita terhadap kehamilannya tersebut
dimodifikasi oleh perbedaan kepribadian individu. Beberapa wanita mengalami
peningkatan mood, lainnya tidak. Pada umumnya, bagaimanapun perawat dapat
mengharapkan sikap pola perilaku dan dapat memberikan rasa aman pada ibu dengan
menjelaskan bahwa perasaan – perasaan mereka bukan hal yang aneh. Antusias dan
semangat untuk hidup kembali dengan pasti seperti juga mereka mati.
2.5.2. Perubahan Fisiologis
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan kehamilan
antara lain :
1.
Sistem reproduksi
suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar hormon
steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin.
Terdapat tiga tanda penting yakni :
a.
tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
b.
tanda Hegar’s : uterus lunak
c.
tanda Chadwick’s : vagina berwarna
keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat
menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang disebut, bloody
show.
Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, sebelum hamil seperti
ujung hidung, awal hamil seperti ujung daun telinga, pada keadaan term teraba
seperti bibir. Terjadi pembesaran uterus dengan berat meningkat 20 kali,
kapasitas meningkat 500 kali yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan
jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf
akibat adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang meningkat
(leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan pelvik
yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin
mengarah pada tingginya derajat rangsngan sexsual, terutama antara bulan 4 dan
7 masa kehamilan.
2.
Sistem integumen
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar karena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah. Putting susu
menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih (kolostrum). Areola lebih
gelap dan kelenjar montgomery menonjol keluar.
Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut
elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi pigmentasi
kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu bintik-bintik hitam
pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga meningkat.
3.
Sistem endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan estrogen,
plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans membentuk insulin lebih
banyak, hormon-hormon pituitari secara signifikan terpengaruh, kortek ardenal
membentuk kortin lebih banyak. Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya
meningkat selama minggu kel 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar,
tanpa hormon paratiroit tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
4.
Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema
jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga bisa
terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin terjadi pula
sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada vena kava, lebih
buruk lagi terjadinya trombosis vena sehubungan dengan peningkatan fibrin dan
stastis vena.
5.
Sistim muskuloskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi
pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin, bahu
tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang belakang lebih
lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung. Terjadinya kram otot tungkai dan
kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin berhubungan dengan metabolisme
kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang
tidak seimbang.
6.
Sistim pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih cepat,
sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru tidak berubah,
pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi bengkak seperti arlegi pada
membran mukosa merupakan hal umum yang dapat menyebabkan gejala serak, hudung
tersumbat, dispnea, sakit tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra
penciuman.
7.
Sistem gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi saliva
menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan asam lambung dan
perlambatan pengosongan lambung dapat menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan
peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
8.
Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat
meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung kemih meningkat
dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya
berkemih.
9.
Sistem persarafan
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat menyebabkan
acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik, atau numbness, tingling, dan
kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan namun efek psikologis mungkin
dapat terjadi beruapa swing mood atau psikosis akibat tidak menerima
kehamilannya.
10.
Terjadi peningkatan berat badan maternal
Penambahan Berat Badan Ibu Gram Pon
Uterus 900 1, 98
Payudara 450 0, 99
Darah 1350 2, 97
Jaringan 1350 2, 97
Lemak 4050 8, 91
Sub total 8100 17, 82
Janin 3150 6, 93
Plasenta 675 1, 49
Cairan amniotik 900 1, 98
Sub total 4725 10, 40
Total 12825 28, 22
Secara normal peningkatan berat badan pada trimester kedua adalah 12-15
pon.
2.6 Pendidikan Prenatal pada Kehamilan Trimester Kedua
Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan pendidikan pada calon
ibu mengenai semua yang terjadi pada masa kehamilannya, termasuk tindakan apa
saja yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan selama kehamilannya tersebut.
Berikut akan diuraikan mengenai pendidikan prenatal pada kehamilan trimester
kedua yang perlu diinformasikan pada ibu hamil :
a.
Minggu 14- 24
Wanita biasanya telah mengerti isu tentang kehamilan dan menjadi lebih
menyadari janin sebagai manusia. Hal – hal yang perlu diinformasikan antara
lain mengenai :
1.
Pertumbuhan janin
a)
Gerakan
b)
DJJ
2.
Kebersihan personal
a)
Pakaian yang memberikan rasa nyaman
b)
Perawatan payudara dan kutang yang
menyangga
c)
Rekreasi, perjalanan
d)
Keluaran vagina
3.
Rencana pekerjaan atau sekolah
4.
Metode memberi makan bayi
a)
Asi atau susu botol
b)
Berikan bahan bacaan pada metode yang
dipilih
5.
Penghindaran atau mengurangi
a)
Sakit pinggang
b)
Konstipasi
c)
Hemoroid
d)
Bengkak pada tungkai, varicose, edema,
kram
e)
Nyeri ligamentum teres
6.
Petunjuk nutrisi
a)
Penambahan berat badan
b)
Diet seimbang
c)
Kebutuhan khusus nutrisi
b.
Minggu 24 – 32
Wanita menjadi lebih tertarik dengan kebutuhan bayi sebagai sesuatu yang
wajar terhadap kebutuhannya sendiri saat ini dan setelah melahirkan. Hal – hal
yang perlu diinformasikan antara lain mengenai :
1.
Pertumbuhan dan status janin
a.
Presentasi dan posisi
b.
Keadaan – DJJ
2.
Kebersihan personal
a.
Pakaian yang memberikan rasa nyaman
b.
Mekanisme dan postur tubuh
c.
Posisi yang nyaman
3.
Perubahan fisik dan emosional
4.
Kebutuhan / perubahan seksual, hubungan
seksual
5.
Pengurangan
a.
Sakit pinggang
b.
Kontraksi Braxton Hick’s
c.
Dispnea
d.
Nyeri ligamentum teres
e.
Sakit dan edema tungkai
6.
Menentukan rencana cara memberi makan bayi
7.
Persiapan untuk memberikan susu
a.
Botol atau menyusui
b.
Persiapan putting susu
c.
Masase dan pengeluaran colostrums
8.
Persiapan untuk bayi
a.
Peralatan
b.
Bantuan di rumah
9.
Tanda-tanda bahaya
a.
Preeklamsia
b.
Sakit kepala, bengkak yang berlebihan,
penglihatan ganda
10.
Ligasi tuba (surat-surat disiapkan
kemudian)
2.7 Pedoman Penyusunan Menu bagi Ibu Hamil
Memasuki trimester kedua, tubuh ibu mengalami perubahan dan adaptasi,
misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Untuk
itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai
menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI
(air susu ibu) saat menyusui nanti
Dengan kondisi semacam itu, pola konsumsi ibu hamil tetap mengacu pada
formula “4 sehat 5 sempurna”, yang diyakini para ahli gizi mengandung tiga
golongan utama makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yaitu sumber zat tenaga
yang didapat dari makanan sumber karbohidrat dan lemak seperti padi-padian,
kentang, umbi-umbian, jagung, sagu, tepung-tepungan, roti, mi, minyak, mentega;
sumber zat pembangun berasal dari konsumsi protein seperti telur, daging, tahu,
tempe, ikan, dan kacang-kacangan; kemudian sumber zat pengatur yang berasal
dari vitamin dan mineral didapat dari sayuran dan buah-buahan.
Untuk memenuhi ketiga unsur gizi penting itu, ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi bahan makanan secara proporsional yang meliputi padi-padian atau
serelia, kacang-kacangan, daging, ikan, telur, sayur, buah, susu, dan lemak.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu
mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1.
Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh
kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang
meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui
plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14
kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi
energi.
2.
Protein, diperlukan sebagai pembentuk
jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak
optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3.
Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar
proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A
diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi,
vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu
kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat
besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4.
Mineral, antara lain :
a.
Kalsium, digunakan untuk menunjang
pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan
kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada
tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu,
si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet
kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
b.
Zat besi, erat berkaitan dengan anemia
atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis
selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
a)
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janin.
b)
Kurangnya asupan zat besi pada makanan
yang dikonsumsi sehari-hari.
c)
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan
zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan
mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung
terkena anemia, termasuk pada trimester kedua kehamilannya karena pada masa
ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan
bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat
dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung
pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi
bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau
Pedoman menu
Berikut ini pedoman
untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1.
Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan
hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2.
Makanan dapat diberikan 4 – 6 kali waktu
makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan
yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3.
Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi
dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan
durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4.
Usahakan mengkonsumsi makanan dalam
komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi 250 g, 90 g
daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur 100 g, 2
porsi buah-buahan 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai
ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5.
Berikan minum 1/2 jam sehabis makan.
Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel,
air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil
lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang
terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein
seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6.
Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik
yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena
dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan
dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada
kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat,
formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7.
Hindari makanan berkalori tinggi dan
banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan
siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
8.
Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah
makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit
marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera
makan.
9.
Hindari konsumsi makanan laut dan daging
yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan
bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang
benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai
bersih sebelum dikonsumsi.
Tetap beraktivitas dan
bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
1. JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal :
sel sabit )
2. Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi
resiko terhadap inkompabilitas
3. Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea,
clamydia
4. Tes serologi:
menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit hubungan kelamin
lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi, abnormal
5. Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
6. Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek
tipe 2
7. Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal:
pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal )
8. Positif Tes serum/ urin : untuk
gonadotropin chorionik manusia ( HCG )
9. Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu
Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan
antara 24 dan 28 minggu pada trimester II dan III )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)