Rabu, 07 Maret 2012

HIPERTIROIDISME


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Hipertiroid atau disebut juga tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi yang berlebihan hormone tiroid. Bentuk yang paling umum adalah graves, yang meningkatkan produksi hormone tiroksin (T4), membuat kelenjar tiroid membesar (goiter; Gondok) dan menyebabkan perubahan system yang multiple.
Insidensi hipertiroid paling tinggi pada wanita berusia antara 30 dan 60 tahun, khususnya wanita dengan riwayat kelainan tiroid dalam keluarga; hanya 5% pasien berusia di bawah 15 tahun.
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah : toksisitas pada strauma multinudular, adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang), adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis), tumor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional), tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal.
Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi hormone tiroid (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal)

1.2              Rumusan masalah
1.      Bagaimana Asuhan Keperawatan pada hipertiroid ?

1.3              Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang hipertiroid serta mendapatkan gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien hipertiroid

1.3.2        Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi hipertiroid
2.      Untuk mengetahui definisi hipertiroid
3.      Untuk mengetahui etiologi hipertiroid
4.      Untuk mengetahui patofisiologi hipertiroid
5.      Untuk mengetahui WOC hipertiroid
6.      Untuk mengetahui manifestasi klinis hipertiroid
7.      Untuk mengetahui komplikasi hipertiroid
8.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic hipertiroid
9.      Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertiroid
10.  Untuk mengetahui prinsip etika keperawatan pada hipertiroid
11.  Untuk mengetahui asuhan keperawatan hipertiroid

1.4              Manfaat
1.      Memberikan informasi pada mahasiswa tentang hipertiroid serta berbagai hal lain yang berhubungan dengan penyakit ini.
2.      Menambah pengetahuan penulis tentang penyakit hipertiroid.
3.      Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian atau hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit hipertiroid.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1            Anatomi dan Fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703).
Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159). Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem endokrin.


 












Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal. Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan
Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain (Saputro, 2011) :
1.        Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
2.        Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
3.        Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
4.        Merangsang pembentukan sel darah merah
5.        Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
6.        Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

2.2                Definisi
Hipertiroid atau disebut juga tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan metabolism yang terjadi karena produksi yang berlebihan hormone tiroid (Kowalak, 2011).
Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid (Tiara, 2008)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes, 2000)









Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006).

2.3            Etiologi
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah (Tiara, 2008) :
1.      Toksisitas pada strauma multinudular
2.      Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang),
3.      Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)
4.      Tumor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional)
5.      Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal.

Tirotoksitosis dapat terjadi karena factor genetic dan imunologi, yang meliputi (Kowalak, 2011) :
1.      Peningkatan insidensi kehamilan kembar monozigot, yang menunjukkan adanya factor herediter, kemungkinan gen autosom resesif
2.      Koeksistensi yang terjadi kadang-kadang bersama kelainan endokrin lain, seperti diabetes mellitus tipe I, tiroiditis dan hiperparatiroidisme
3.      Defek pada fungsi limfosit-T supresor, yang memungkinkan produksi autoantibody (immunoglobulin yang menstimulasi tiroid dan immunoglobulin yang menghambat peningkatan-tyroid-stimulating hormone, TSH)
4.      Tirotoksitosis klinis yang dipicu oleh asupan yodium yang berlebihan dan makanan atau mungkin pula stress (pasien dengan penyakit laten)
5.      Obat-obatan, seperti litium dan amiodaron
6.      Tumor atau nodul yang toksik

2.4            Pathofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal,disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga,setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan  dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP (cyclic AMP or 3'-5'-cyclic adenosine monophosphate) dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus.  Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas.
Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare.  Bila terjadi peningkatan metabolisme kelenjar hipofise dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut,sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar. (Trinoval, 2011)


2.5  Rounded Rectangle: TumorRounded Rectangle: Obat-obatanRounded Rectangle: ToksisitasRounded Rectangle: TiroiditisRounded Rectangle: ToksisitasWOC


















Rounded Rectangle: Hipothalamus






Rounded Rectangle: TRH






Rounded Rectangle: TSH ↓


 

 


2.6                Manifestasi Klinis
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah (Tiara, 2008) :
1.      Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
2.      Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
3.      Intoleransi panas dan banyak keringat
4.      Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium
5.      Amenorea dan infertilitas
6.      Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
7.      Osteoporosis disertai nyeri tulang
Tanda dan gejala lain yang sering dijumpai, mengingat tirotoksikosis pada dasarnya memberikan pengaruh yang besar pada semua system tubuh yang lain, meliputi (Kowalak, 2011) :
1.      Kesulitan berkonsentrasi karena fungsi serebral mengalami akselerasi; eksitabilitas atau sering gugup, yang disebabkan oleh peningkatan BMR (basal metabolic rate) dari T4; tremor halus, tulisan tangan yang gemetar dan gerakan yang canggung akibat peningkatan aktivitas pada daerah medulla spinalis yang mengontrol tonus otot
2.      Kulit yang basah, halus, hangat, dan mengalami flushing (pasien selalu tidur tanpa selimut dan hanya mengenakan sedikit pakaian); kuku yang rapuh; bercak-bercak rambut yang menjadi putih sebelum waktunya dan bertambahnya kerontokan rambut pada pasien laki-laki maupun wanita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)