Selasa, 09 Desember 2014

Perawatan di rumah (HOME CARE)



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan dirumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatankesehatandirumah.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional. 
Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan ,tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.




1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1.  Bagaimana perawatan kesehatan dirumah ?
1.2.2. Bagaimana aktifitas perawatan kesehatan dirumah ?
1.3 TUJUAN 
1.3.1  Umum
1.3.2  Mahasiswa dapat memperdalam pengetahuan tentang perawatan kesehatan dirumah dan juga dapat mengetahui manfaat perawatan kesehatan dan yang terpenting dapat menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang ilmu komunitas (keluarga).
1.3.3 Khusus
1.3.1.1  Supaya dapat memahami konsep perawatan kesehatan dirumah
1.3.1.2.  Supaya dapat memahami manfaat perawatan kesehatan dirumah
1.3.1.3.  Supaya dapat mengerti perkembangan perawatan kesehatan dirumah
1.3.1.4.  Supaya dapat mengetahui tahapan-tahapan perawatan kesehatan dirumah
1.3.1.5   Supaya dapat memahami peran dan fungsi perawatan kesehatan dirumah
1.4 MANFAAT
Agar dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pola fikir tentang perawatan kesehatan dirumah dan juga diharapkan dapat menjadi pelopor untuk menjalankan perawatan kesehatan dirumah.



BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perawatan Kesehatan di Rumah
  Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. 
Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980). 
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah. 
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. 
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,
2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,
3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).




2.2 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
a)      Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,
b)      Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,
c)      Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen,
d)     Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
e)      Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).


2.3 Unsur Perawatan Kesehatan di Rumah
1)      Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2)       Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3)       Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik 
4)       Pelayanan informasi dan rujukan
5)       Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6)       Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7)       Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
2.4 Mekanisme Perawatan di Rumah
1)      Proses penerimaan kasus
a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus
2)    Proses pelayanan home care
a. Persiapan
• Pastikan identitas pasien
• Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
• Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
• Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
• Siapkan file asuhan keperawatan
• Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b. Pelaksanaan
• Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
• Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
• Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
• Membuat rencana pelayanan
• Lakukan perawatan langsung
• Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
• Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
• Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan evaluasi
• Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
• Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
• Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan

d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria :
• Tercapai sesuai tujuan
• Kondisi pasien stabil
• Program rehabilitasi tercapai secara maximal
• Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
• Pasien di rujuk
• Pasien menolak pelayanan lanjutan
• Pasien meninggal dunia

2.5 Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan di Rumah
1)      Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
b. Menyusun rencana pelayanan.
c. Mengkoordinir aktifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2)       Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menetapkan masalah
c. Menyusun rencana keperawatan
d. Melakukan tindakan perawatan
e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

2.6 Manfaan Pelayanan Kesehatan di Rumah
Setting rumah dapat lebih memberikan kenyamanan klien dalam menjalani perawatan secara individul. Banyak klien yang lebih suka dirawat di rumah. Pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan yang menunjang kese-hatan dapat lebih lengkap karena dapat diobservasi secara langsung sehingga dapat langsung dipertim-bangkan mengenai pelayanan apa yang cocok untuk klien secara financial, dll.
 Pengkajian mengenai pola hidup dan norma-norma keluarga lebih mudah dilakukan. Partisipasi anggota keluarga dapat terfasilitasi dengan baik. Anggota keluarga mungkin akan lebih bersemangat untuk menerima dan mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan atau menunjang kesehatannya karena aplikatif dan sesuai dengan kondisi di rumah.Dapat memperpendek masa rawat di rumah sakit sehingga biaya perawatan dapat menurun. Menurunkan nosocomial infection.

2.7 Tahap – tahap Pelayanan Kesehatan di Rumah
A.           Manajemen Kasus Home Care
1. Melakukan seleksi kasus
a. Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal )
b. Cidera tulang belakang cidera kepala
c. Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat
d. Stroke
e. Amputasi
f. Ketergantungan obat
g. Luka kronis
h. Disfungsi kandung kemih
i. Rehabilitasi medik
j. Nutrisi melalui infus
k. Post partum dan masalah reproduksi
l. Psikiatri
m. Kekerasan dalam rumah tangga.

2. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien.
a. Kondii fisik
b. Kondisi psikologis
c. Status sosial ekonomi
d. Pola prilaku pasien
e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien

3. Membuat perencanaan pelayanan
a. Membuat rencana kunjungan
b. Membuat rencana tindakan
c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.

4. Melakukan koordinasi pelayanan
a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia
b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan
c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal
d. Melakukan rujukan pasien

5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan.
a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim
b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak )
c. Mengevaluasi proses manajemen kasus
d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur

B. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
b. Lingkungan sosial dan budaya
c. Spiritual
d. Pemeriksaan fisik
e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari
f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga

2. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual
b. Resiko
c. Potensial

3. Perencanaan keperawatan

a. Penentuan prioritas masalah
b. Menentukan tujuan
c. Menyusun rencana secara komprehensif.

4. Implementasi
a. Manajemen perawatan luka
b. Perawatan gangguan sistem pernafasan
c. Gangguan eleminasi
d. Gangguan Nurisi
e. Kegiatan rehabilitasi
f. Pelaksanaan pengobatan
g. Tindakan Kolaborasi

5. Evaluasi
a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan
b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.

Pencatanan dan Pelaporan home care

Pencatatan Manajemen kasus
a. Persetujuan pasien
b. Jadwal kunjungan
c. Lembar pengobatan
d. Tindakan tim
e. Rujukan kasus
f. Penghentian perawatan

Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
b. Perencanaan asuhan
c. Evaluasi asuhan

Alur Pelaporan
a. Home Care
b. Dinkes Kab.
c. Dinkes Prov
d. Depkes

Materi laporan
a. Jumlah pasien
b. Jenis penyakit
c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus
d. Jumlah pasien dapat pengobatan
e. Jumlah pasien yang dirujuk
f. Jumlah pasien yang meninggal
g. Penyebab kematian
h. Tingkat keberhasilan /kemandiian pasien
i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan

2.7.1 TATALAKSANA HOME CARE
A. Prasyarat Penyelenggara Home Care
1. Ketenagaan
a. Manajer kasus, dengan kualifikasi:
• Minimal D.III
• Pemegang sertifikat pelatihan home care
• Pengalaman kerja minimal 3 tahun
• Memiliki SIP,SIK,SIPP

b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
• Minimal D.III
• Pemegang sertifikat pelatihan home care
• Pengalaman kerja minimal 3 tahun
• Memiliki SIP,SIK,SIPP

2. Alat/ sarana
a. Alat kesehatan
1. Tas/ kit
2. Pemeriksaan fisik
3. Set perawatan luka
4. Set emergency
5. Set pemasangan selang lambung
6. Set huknah
7. Set memandikan
8. Set pengambilan preparat
9. Set pemeriksaan lab. Sederhana
10. Set infus/ injeksi
11. Sterilisator
12. Pot/ urinal
13. Tiang infus
14. Tempat tidur khusus orang sakit
15. Pengisap lendir
16. Perlengkapan oxigen
17. Kursi roda
18. Tongkat/ tripot
19. Perlak/ alat tenun

b. Alat habis pakai
• Obat emergency
• Perawatan luka
• Suntik/ pengamian darah
• Untuk infus
• Pemasagan selang lambung
• Huknah, selang lambung, kateter
• Sarung tangan, masker
• Dll

STANDART ALAT HOME CARE
Peralatan Home Care
1. Set tempat tidur khusus orang sakit
2. Set kursi roda/ tongkat/ kruk/ tripot
3. Set oksigen
4. Set penghisap lender
5. Set bab/ bak
6. Set suntik
7. Set perawatan luka
8. Set pemasangan selang lambung
9. Set huknah/ klisma
10. Set pemasangan selang catheter
11. Set preparat pemeriksaan laboratorium.
12. Set formulir untuk asuhan keperawatan
Bahan Habis Pakai Home Care
1. Kasa/ kapas steril
2. Kertas tisue
3. Cairan pelicin/ minyak/ jelly
4. Plester/ pembalut
5. Kantong plastik untuk sampah biologis dan infeksius.
6. Alkohol 70 %/ cairan desinfektan
7. Obat merchurochrom 70 %
8. Tabung plastik/ botol tempat preparat tinja, urine.
9. Bilah kayu untuk mengambil preparat.
10. Sabun/ deterjen.
11. Resusisator untuk bayi
12. Semprit dan jarum suntik dispossible ukuran. 1,2,3, 5,10,20
Obat-obatan emergency
1. Adrenalin
2. Dexametazon
3. Xyllo dan Deladryl
4. Cairan infus
c. Sarana lain
• Alat dan media pendidikan kesehatan
• Ruangan beserta perlengkapannya
• Kendaraan
• Alat komunikasi
• Alat informasi/ dokumentasi
3. Perijinan Home Care
a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )
b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan:
• Rekomendasi PPNI
• Ijin prakik perawat ( SP, SIK, SIPP )
• Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi
• Ijin lokasi bangunan
• Ijin lingkungan
• Ijin usaha
• Persyaratan tata ruang bangunan

2.8 Tipe Perawatan Kesehatan di Rumah
1)        Tipe Pelayanan Kesehatan di Rumah
a.          Profesional
Praktek keperawatan profesional berdasarkan standar profesi dan ketentuan hukum/regulasi, landasan teori ilmiah yang dikembangkan melalui penelitian/fakta (evidence based) diberikan oleh perawat profesional yang memiliki izin praktek (lisensi) dan sertifikat, dikenal dngan “Hom Health Nursing”.
b.         Tehnikal
Pelayanan kesehatan di rumah diberikan sesuai produk (hasil yang ditawarkan kepada klien masyarakat, berupa peralatan atau non keperawatan). (Humprey, 1988 dikutip dari Smith dan Maurer, 1995, hal 778)
2)             Tipe-tipe Agensi
a.       Official agencies : dikelola oleh pemerintah
b.      Voluntary agencies : diklola oleh LSM, sumber-sumber dana berasal dari donatur, sumbangan, kontribusi dari United Ways, pembayaran daro pertisipant (contoh : medicare, medicaid, dan asuransi swasta)
c.       Private agenies : dikelola oleh swasta.
d.      Hospital based agencies : dikelola oleh RS sebagai lanjutan dari keperawatan rumah sakit
e.       Home Care Aide Agencies
f.       Certified Hospice Agencies.
3)             Tipe-tipe Pelayanan
a.       Perawatn orang sakit
b.      Pelayanan kesehatan masyarakat
c.       Pelayanan spesialisasi perawatan di rumah.

2.9 Hubungan Keluarga dan Perawat Kesehatan di Rumah
Prinsip hubungan perawat-klien dengan keluarga :
1.       Fokus intervensi perawat adalah keluarga
2.      Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan meliputi tiga level pencegahan
3.      Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatannya
4.      Perawat adalah tamu di rumah keluarga ….. tidak mungkin mengatur !.
Hubungan perawat-klien dengan keluarga merupakan hal yang penting bagi perawat komunitas. Fase-fase hubungan dari perawat-klien dengan keluarga memiliki kesamaan dengan hubungan perawat-klien secara individual.
Fase-fase hubungannya adalah sebagai berikut :
1.       Fase Preinisiasi atau Persiapan : mencari data tentang keluarga, membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan, dan menetapkan kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.
2.      Fase Inisiasi atau Perkenalan : dalam beberapa kali kunjungan, perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal, serta bagaimana keluarga menanggapi adanya suatu permasalahan kesehatan dalam keluarga.
3.      Fase Implementasi : melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki, melakukan intervensi, mengeksplorasi nilai-nilai keluarga, menggali persepsi keluarga terhadap kebutuhannya, edukasi kesehatan sesuai tingkat pendidikan dan menyediakan informasi tertulis.
4.      Fase Terminasi : membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama dengan keluarga, menyusun rencana tindak lanjut (baik pada masalah kesehatan yang sedang ditangani, maupun pada masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga), dan tinggalkan nama, alamat dan nomor telepon perawat bila perlu.





BAB III
PENUTUP

3. 1 KESIMPULAN
Seiring dengan berkembangnya IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini, berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep keperawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan perawat dirumah, khususnya bagi klien dan keluarga dengan penyakit terminal. Di samping itu perawat di rumah menjadi alternatif bagi keluarga dengan usia lanjut yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronik, yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka panjang.
Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila ada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan dirumah yang relative lebih murah di bandingkan dengan perawatan di rumah sakit sehingga perawatan di rumah lebih cost effective.

3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, di harapkan bagi pembaca untuk disempurnakan lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada 31 Desember 2013
Diakses pada 31 desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)