BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan
masalah kesehatn masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya tapi
harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-sakit
atau kesehatan tersebut.
Keempat
faktor tersebut (lingkungan, perilaku, pelayan kesehatan, dan
heriditas(keturunan)) disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga
saling berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama
lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor
tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Salah satu faktor
berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan
tergeser di bawah optimal.
Kesehatan
lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut anatara lain
mencangkup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang), dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya.
Usaha
memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan inidari masa ke masa, dari masyarakat satu ke
masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari usaha yang paling
sederhana (primitif) sampai pada yang paling mutakhir (modern).
Dengan
kata lain bahwa tekhnologi di bidang kesehatan lingkungan sangat bervariasi
tekhnologi primitif, tekhnologi menengah (tekhnologi tepat guna) sampai dengan
tekhnologi mutakhir ( modern).
Mengingat
bahwa masalah kesehatan lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang
adalah berkisar pada sanitasi ( jamban), penyedian air minum, perumahan (housing),
pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah (air kotor) maka hanya akan
dibahas kelima masalah tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari kesehatan, lingkungan, kesehatan
lingkungan?
2.
Apa saja ruang lingkup
kesehatan lingkungan?
3.
Apa saja sasaran
dari kesehatan lingkungan?
4.
Bagaimana sejarah
perkembangan kesehatan lingkunga?
5.
Bagaimana konsep hubungan interaksi antara Host – Agent Environmental?
6.
Apa saja masalah-masalah
kesehatan lingkungan
di Indonesia?
7.
Apa saja penyebab
masalah kesehatan lingkungan di Indonesia?
8. Bagaimana hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di
perkotaan dan pemukiman?
1.3
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan
memahami dasar dari kesehatan lingungan.
b.
Tujuan Khusus
1) Mengetahui
dan memahami definisi kesehatan,
lingkungan, kesehatan lingkungan.
2) Mengetahui dan memahami ruang lingkup kesehatan lingkungan.
3) Mengetahui
dan memahami sasaran dari kesehatan
lingkungan.
4) Mengetahui
dan memahami sejarah perkembangan kesehatan
lingkungan.
5) Mengetahui
dan memahami konsep
hubungan interaksi antara Host – Agent Environmental.
6) Mengetahui
dan memahami masalah-masalah kesehatan lingkungan
di Indonesia.
7) Mengetahui
dan memahami penyebab
masalah kesehatan lingkungan di Indonesia.
8) Mengetahui
dan memahami hubungan dan pengaruh kondisi
lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman.
1.4
Manfaat
Agar
mahasiswa/ i dapat mengetahui dan memahami tentang dasar kesehatan lingkungan
serta aspek-aspek yang ada di dalamnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi
1. Pengertian kesehatan
a) Menurut WHO
“Keadaan yg
meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”
b) Menurut UU No 23 / 1992 ttg kesehatan
“Keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.”
2. Pengertian lingkungan
a. Menurut Encyclopaedia of science
& technology (1960)
Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.
b. Menurut
Encyclopaedia Americana (1974)
Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.
c. Menurut A.L.
Slamet Riyadi (1976)
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana
organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan
dari organisme itu.
3. Pengertian kesehatan lingkungan
a. Menurut HAKLI
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
b. Menurut WHO (World Health
Organization)
Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
c.
Menurut kalimat yang merupakan gabungan
(sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan
yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia
yang semakin meningkat.
2.2 Ruang lingkup kesehatan lingkungan
1. Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
a. Penyediaan Air Minum
b. Pengelolaan air
Buangan dan pengendalian pencemaran
c. Pembuangan Sampah Padat
d. Pengendalian Vektor
e. Pencegahan/pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene
susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i.
Kesehatan kerja
j.
Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l.
Aspek kesling dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. Tindakan-tindakan
sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan
perpindahan penduduk.
q. Tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
2. Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8
:
a. Penyehatan Air dan Udara
b. Pengamanan Limbah padat/sampah
c. Pengamanan Limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan
pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
2.3 Sasaran
kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992
1. Tempat umum : hotel, terminal,
pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan
pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan
kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4. Angkutan umum :
kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan
lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.
2.4 Sejarah perkembangan kesehatan
lingkungan
1) Sebelum Orba
a. Th 1882 : UU
ttg hygiene dlm Bahasa Belanda.
b. Th 1924 Atas Prakarsa Rochefeller
foundation didirikan Rival Hygiene Work di Banyuwangi dan Kebumen.
c. Th 1956 :
Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi hingga
didirikan Bekasi Training Centre
d. Prof. Muchtar
mempelopori tindakan kesehatan lingkungan di Pasar Minggu.
e. Th 1959 :
Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan lingkungan
di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)
2) Setelah Orba
a. Th 1968 :
Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas
b. Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana
Air Minum dan Jamban Keluarga)
c. Adanya Program
Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan kesehatan kerja, dll.
2.5 Konsep hubungan
interaksi antara Host – Agent Environmental
1. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model
Ecology (JHON GORDON).
a. Agent
(Agen/penyebab) : adalah penyebab penyakit pada manusia
b. Host (tuan
Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang ditumpangi penyakit.
c. Lingkungan/environmental
: Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme Cth : Lingkungan
Fisik, Kimia, Biologi.
2. Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan
penyakit
a. Karakteristik Lingkungan
1) Fisik : Air,
Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.
2) Sosial : Status
sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.
3) Biologis :
Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.
b. Karakteristik Agent/penyebab penyakit
Agent penyakit
dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat
dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
1) Agent biologis
Beberapa
penyakit beserta penyebab spesifiknya:
Jenis agent
|
Spesies agent
|
Nama penyakit
|
Metazoa
|
Ascaris lumbricoides
|
Ascariasis
|
Protozoa
|
Plasmodium vivax
|
Malaria Quartana
|
Fungi
|
Candida albicans
|
Candidiasis
|
Bakteri
|
Salmonella typhi
|
Typhus abdominalis
|
Rickettsia
|
Rickettsia tsutsugamushi
|
Scrub typhus
|
Virus
|
Virus influenza
|
Influenza
|
2)
Agent nutrien : protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
3) Agent fisik :
suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.
4) Agent
chemis/kimia : eksogen contoh ; alergen,gas, debu, endogen contoh ; metabolit,
hormon.
5) Agent mekanis :
gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
c. Karakteristik Host/pejamu
Faktor manusia
sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari
karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu, yakni :
1)
Umur : penyakit arterosklerosis pada
usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan
2)
Seks : resiko kehamilan pada wanita,
kanker prostat pada laki-laki
3)
Ras : sickle cell anemia pada ras
negro
4)
Genetik : buta warna, hemofilia,
diabetes, thalassemia
5)
Pekerjaan : asbestosis, bysinosis.
6)
Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC,
obesitas, diabetes
7)
Status kekebalan : kekebalan terhadap
penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup.
8)
Adat istiadat : kebiasaan makan ikan
mentah menyebabkan cacing hati.
9)
Gaya hidup : merokok, minum alkohol
10) Psikis : stress
menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.
2.6 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan
di Indonesia
1. Air
Bersih
Air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut :
a.
Syarat Fisik : Tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b.
Syarat Kimia : Kadar Besi :
maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c.
Syarat Mikrobiologis : Koliform
tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2.
Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode
pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
a.
Tanah permukaan tidak boleh
terjadi kontaminasi
b.
Tidak boleh terjadi
kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
c.
Tidak boleh
terkontaminasi air permukaan
d.
Tinja tidak boleh
terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e.
Tidak boleh terjadi
penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus
dibatasi seminimal mungkin.
f.
Jamban harus babas dari bau
atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g.
Metode pembuatan dan
pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan
Pemukiman
Secara umum
rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.
Memenuhi kebutuhan fisiologis,
yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi
kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi
persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi
persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4.
Pembuangan Sampah
Teknik
pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
a.
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat
aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan
kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan
sampah.
c. Pengumpulan,
pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur
pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing
unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5.
Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat
dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor
misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk
penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari
penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida
untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa
pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang
pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan
dan Minuman
Sasaran higene
sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan
makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan
hygiene sanitasi makanan dan minuman
tempat pengelolaan makanan meliputi :
a.
Persyaratan lokasi dan bangunan;
b.
Persyaratan fasilitas
sanitasi;
c.
Persyaratan dapur, ruang
makan dan gudang makanan;
d.
Persyaratan bahan makanan
dan makanan jadi;
e.
Persyaratan pengolahan makanan;
f.
Persyaratan penyimpanan
bahan makanan dan makanan jadi;
g.
Persyaratan peralatan yang digunakan.
7. Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya
pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat
dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air
pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta
api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang
berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah
tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada
kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan
resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar.
Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di
masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar
diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran
pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.
2.7 Penyebab masalah kesehatan
lingkungan di Indonesia
1.
Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2.
Keanekaragaman sosial budaya dan adat
istiadat dari sebagian besar penduduk.
3.
Belum memadainya pelaksanaan fungsi
manajemen.
2.8 Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap
kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman
Contoh hubungan
dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan dan
pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1.
Urbanisasi kepadatan
kota keterbatasan
lahan
daerah slum/kumuh sanitasi
kesehatan lingkungan buruk
2.
Kegiatan di kota (industrialisasi) menghasilkan limbah cair
dibuang tanpa pengolahan (ke sungai) sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci,
kakus penyakit
menular.
3.
Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi) emisi gas
buang (asap) mencemari
udara kota udara tidak
layak dihirup
penyakit
ISPA.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia), pengertian dari kesehatan lingkungan adalah Suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia. Adapun ruang lingkup dari kesehatan lingkungan meliputi, Penyediaan Air Minum, Pengelolaan air
Buangan dan pengendalian pencemaran, Pembuangan Sampah Padat, Pengendalian Vektor, Pencegahan/pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, Higiene makanan, termasuk higiene
susu, Pengendalian pencemaran udara, Pengendalian radiasi, Kesehatan kerja.
3.2
Saran
Diharapkan
dengan adanya makalah ini mahasiswa/I dapat memahami dan mengerti tentang dasar kesehatan lingkungan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)