BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jaminan mutu
dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang
sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada
klien.
Seorang
perawat komunitas yang profesional harus senatiasa berupaya memberikan
pelayanan keperawatan dengan mutu yang terbaik kepada semua klien tanpa
terkecuali. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan merupakan salah satu
perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelolah atau merencanakan layanan
keperawatan.
Pendekatan
tersebut juga merupakan bagian keterampilan yang mendasar bagi setiap pemberi
pelayanan kesehatan yang secara langsung melayani kien.
Layanan
keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang senantiasa berupaya
memenuhi harapan kien sehingga klien selalu puas terhadap pelayanan yang
diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan
keluaran layanan keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh
layanan keperwatan.
Hasil
layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang
benar, dengan demikian klien akan berada dalam lingkungan organisasi layanan
keperwatan yang baik karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat
diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperwatan dengan mutu yang
terbaik.
Tidak
mengherankan bahwa organisasi layanan keperawatan yang selalu memperhatikan
mutu selalu akan dengan mudah mendapatkan akreditas serta memperoleh
kepercayaan dari masyarakat dan organisasi lain sejenisnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana
konsep dasar jaminan mutu pelayanan kesehatan?
1.2.2 Apa pentingnya jaminanan mutu layanan kesehatan dalam
organisasi layanan keperawatan komunitas?
1.2.3 Bagaimana perubahan paradigma pelayanan keperawatan
komunitas?
1.2.4 Bagaimana prinsip dan bentuk jaminan mutu layanan
kesehatan?
1.2.5 Bagaimana standar mutu layanan kesehatan?
1.2.6 Bagaimana program jaminan mutu keperawatan komunitas?
1.2.7 Bagaimana evaluasi dan penilaian mutu pelayanan
keperawatan komunitas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan
umum
Mengetahui
jaminan mutu keperawatan kesehatan komunitas.
1.3.2 Tujuan
Khusus
a. Mengetahui konsep dasar jaminan mutu pelayanan
kesehatan
b. Mengetahui pentingnya jaminanan mutu layanan kesehatan
dalam organisasi layanan keperawatan komunitas
c. Mengetahui perubahan paradigma pelayanan keperawatan
komunitas
d. Mengetahui prinsip dan bentuk jaminan mutu layanan
kesehatan
e. Mengetahui standar mutu layanan kesehatan
f. Mengetahui program jaminan mutu keperawatan komunitas
g. Mengetahui evaluasi dan penilaian mutu pelayanan
keperawatan komunitas
1.4 Manfaat
Dapat menambah wawasan mahasiswa STIKES mengenai
jaminan mutu keperawatan kesehatan komunitas
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan
kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen, baik berupa kebutuhan yang
dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006). Mutu tidak
lepas dari kata kualitas atau mutu itu sendiri. Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di
antaranya seperti:
1. Mutu adalah kualitas
2. Bebas dari kerusakan atau cacat
3. Kesesuaian; pengguna, persyaratan atau tuntunan
4. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal
6. Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan,
serta diberikan sesuai standart dan etika profesi. Layanan kesehatan yang
bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang di butuhkan,
dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan keshatan dan sekaligus di
inginkan oleh klien (individu) ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa
bersifat multidimensi. Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk (1992)
adalah sbb:
1.
Dimensi
kompetensi teknis.
Menyangkut
ketrampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
2.
Dimensi
keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan
Mempunyai arti
bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang
oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi dan bahasa.
3.
Dimensi
efektivitas layanan kesehatan
Mempunyai arti
bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah
terjadinya penyakit, serta berkembangnya penyakit yang ada.
4.
Dimensi
efisiensi layanan kesehatan.
Layanan
kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat.
5.
Dimensi
kesinambungan layanan kesehatan
Mempunyai arti
bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan, termasuk rujukan jika
diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.
6.
Dimensi
keamanan
Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping,
atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun
masyarakat sekitarnya.
7.
Dimensi
kenyamanan
Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat
kembalike tempat tersebut.
8.
Dimensi
informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas
tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan kesehatan itu
akan dilaksanakan.
9.
Dimensi
ketepatan waktu
Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara
yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, menggunakan peralatan yang
tepat, serta dengan biaya yang efisien (tepat).
10.
Dimensi
hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau
kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling
menghormati, responsif, memberi perhatian.
2.2 Pentingnya
Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dalam Organisasi Layanan Keperawatan Komunitas
1. Penerapan
pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa organisasi
layanan kesehatan akan selalu menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu, artinya
layanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan klien serta mampu di
bayar olehnya.
2. Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjadikan organisasi
kesehatan semakin efisien karena semua orang yang bekerja dalam organisasi itu
akan selalu bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang terus menerus
diperbaiki.
3. Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan membuat organisasi
layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan selalu dicari oleh siapa yang
membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta menjadi tempat kerja idaman
bagi profesi layanan yang kompeten yang berperilaku terhormat.
4. Penerapan pendekatan
jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan memperhatikan outcomes layanan
kesehatan benar benar bermanfaat bagi klien.
5. Penerapan
pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan
kerja,komitmen,dan peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta akhirnya
akan menimbulkan kepuasan klien.
Melakukan pelayanan bermutu
sesuatu yang menimbulkan kepuasan pribadi, dengan menerapkan jaminan mutu
jaminan kesehatan, perawat diharapkan bekerja semakin cermat dan selalu
menggunakan nalar. Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti harus bekerja
keras, sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja lebih arif
dangan sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik, tetapi dengan
upaya dan pemborosan yang semakin kurang.
Mutu layanan kesehatan yang di
terima oleh klien sebagai konsumen akan di tentukan oleh mutu layanan kesehatan
yang di berikan oleh berbagai profesi layanan kesehatan yang terdapat di dalam
organisasi layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan juga di tentukan
pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu, dengan demikian akan
terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan dengan klien.
Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan bedasarkan tingkat
keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur tersebut.
2.3
Perubahan Paradigma Pelayanan Keperawatan Komunitas
Manajemen
Kesehatan adalah Rangkaian/proses kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran kesehatan yang efektif dan efisien. Manajen mutu
terpadu merupakan paradigma baru dalam manajemen yang berusaha memaksimalkan
daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas mutu
barang, jasa, manusia, dan lingkungan organisasi. Manajemen mutu terpadu hanya
dapat dicapai dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut (Tjiptono, 1997):
·
Berfokus pada pelanggan.
Yang menentukan mutu barang dan jasa
adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam
menentukan mutu manusia,proses,dan lingkungan yang berhubungan dengan baranga
atau jasa.
·
Obsesi terhadap mutu.
Penentu akhir mutu adalah pelanggan
internal dan eksternal. dengan mutu yang ditentukan tersebut,organisasi harus
berusaha memenuhi atau melebihi yang ditentukan
·
Pendekatan ilmiah.
Terutama merancang pekerjaan dan proses
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang
di rancang tersebut.
·
Komitmen jangka panjang.
Agar penerapan manajemen mutu terpadu
dapat berhasil,dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
·
Kerjasama tim
Untuk menerapkan mutu
terpadu,kerja sama tim,kemitraan dan hubungan terus menerus dijalani dan dibina
baik antar aparatrur dalam organisasi maupun dengan pihak luar(masyarakat).
·
Perbaikan sistem secara
berkesinambungan.
Seitap barang dan jasa dihasilkan
melalui proses - proses didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu
sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan
lebih meningkat.
·
Pendidikan dan pelatihan.
Dalam organisasi yg menerapkan
manejemen mutu terpadu,pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar.
Disini berlaku prinsip belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak
mengenal batas usia.
2.4
Prinsip Dan Bentuk Jaminan Mutu layanan Kesehatan
a. Prinsip Jaminan Mutu yaitu;
ü Bekerja dalam
tim
ü Fokus pada
perubahan proses
ü Orientasi
kinerja pada pelanggan
ü Pengambilan
keputusan berdasarkan data
ü Adanya komitmen
pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan proses pelayanan.
b. Bentuk
Jaminan Mutu yaitu;
ü Prospektif:
dilaksanakan sebelum yankes dilakukan: standarisasi, perizinan, sertifikasi,
akreditasi
ü Konkuren:
dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian teman sejawat
terhadap kepatuhan protap
ü Retrospektif:
dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam medik, survei pelanggan.
2.5 Standar Mutu Layanan
Kesehatan
Standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan yaitu akan menyangkut masukan (inptu), proses dan keluaran
(output) sistem layanan kesehatan.
Input (masukan) terdiri atas mutu petugas, bahan, alat, dan
sebagainya, biasanya dikaitkan dengan penggunaan dan penguasaan ilmu dan
teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan mutu pelayanan, biasanya memakai
standar etika kepuasan rata-rata komunitas. Sedangkan keluaran (otuput)
biasanya dikaitkan dengan kinerja pemberi pelayanan kesehatan.
Pengolahan mutu harus selalu menghasilkan standardisasi. Standardisasi
bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah mutu pelayanan institusi
kesehatan termasuk kesehatan termasuk puskesmas. Pada setiap proses pelayanan keperawatan
komunitas hampir selalu terjadi variasi. Seorang perawat komunitas, pada setiap
kasus yang ditemukan dilapangan akan menerapkan cara yang berbeda untuk
memecahkannya, demikian juga di puskesmas ia akan menunjukan karakteristik
layanan yang khas pada setiap individu. Seorang perawat puskesmas selalu
berupaya menghasilkan kinerja yang sempurna, tetapi layanan keperawatan persis
sama tidak mungkin diberikan pada setiap layanan keperawatan.
Perbedaan atau variasi merupakan hal yang wajar dan
selalu akan terjadi pada setiap proses layanan keperawatan. Meskipun demikian, melalui
teknik pendekatan mutu yang berkesinambungan perawat dapat meningkatkan
pengetahuan dan mampu mengendalikan variasi yang terjadi dalam sistem layanan
keperawatan. Tujuannya adalah agar variasi tersebut selalu berada dalam
batas-batas kendali. Banyak sumber variasi layanan medis yang tidak mungkin
distandardisasikan sama sekali. Rencana perwatan dan askep lain dari layanan
kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap klien atau di
sebut tailor made.
Standar layanan kesehatan dapat membantu mengurangi
variasi variasi tesebut dengan cara menetapkan input, proses dan autcome
pada sistem layanan kesehatan. Contohnya, perawatan kaki klien dengan Diabetes
melitus di komunitas standar input akan memastikan bahwa
perawat komunitas akan menggunakan peralatan yang di gunakan peralatan yang
diperlukan dan sesuai untuk melakukan prosedur rawat luka. Standar proses
seperti protokol atau petunjuk pelaksanan, membantu melaksanan bahwa perawat
komunitas akan menggunakan teknik dan teknologi terbaru. Standar autcome
menjelaskan tentang apa yang di harapkan organisasi layanan keperawatan
dari hasil prosedur perawatan kaki pada klien Diabebetes melitus yang telah dilakukan
sesuai proses.
Langkah-Langkah
penyusunan layanan kesehatan ;
1.
Pilih salah satu fungsi atau sistem
yang memerlukan standar layanan kesehatan.
Jika suatu organisasi layanan kesehatan
ingin menyusun standar layanan kesehatan,maka organisasi itu perlu mengenali
sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan.pilihlah satu
atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi
2.
Bentuk tim atau kelompok pakar
Keputusan penting tentang fungsi atau
sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para
kepala satuan kerja dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu
kelompok kerja multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak mengetahui tentang
fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan standar layanan kesehatan.
3.
Tentukan input, proses dan autcome
Kelompok pakar harus dapat menentukan
unsur-unsur input,proses dan autcome dari setiap komponen fungsi atau
sistem.input diperlukan agar dapat melakukan proses yang diperlukan sedangkan
proses perlu menghasilkan autcome yang diingginkan.
4.
Tentukan karakteristik mutu
Merupakan sifat atau atribut untuk
membedakan input, proses dan autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan
kesehatan yang akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan.
5.
Tentukan atau sesuaikan standar layanan
kesehatan
Hal–hal yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan langkah ini adalah pemilihan pola atau bentuk penulisan
standar, pengumpulan informasi dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan.
6.
Nilai
ketepatan standar layanan kesehatan
Penilaian dalam langkah ini meliputi
penilaian keabsahan atau validitas standar layanan kesehatan,penilaian
reliabilitas atau keandalan standar layanan kesehatan dan penilaian kejelasan
standar kesehatan.
2.6
Program Jaminan Mutu Keperawatan Komunitas
Tiga pengertian dasar yang di pakai untuk memahami konsep
tentang jaminan mutu adalah sbb; (A.A.G Muninjaya, 2004)
1.
Batasan manajemem mutu
Program jaminan
mutu merupakan suatu upaya yang di laksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
objektif dan terpadu untuk;
v Menetapkan
masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan
v Mentapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia
v Menilai hasil yang
di capai
v Menyusun
rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu
merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tatapi berkelanjutan,
mulai dari idenifikasi masalah mutu mencari dan menerapkan solusi serta
menilai hasilnya dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan biaya produksi.
Beberapa istilah tentang program jaminan mutu yang sudah di perkenalkan oleh
banyak pakar adalah sbb;
v Program
pengawasan mutu
v Program
peningkatan mutu
v Manajemen mutu
terpadu
v Peningkatan
mutu berkesinambungan
2.
Tujuan program jaminan mutu
Jika sebuah organisasi kesehatan ingin
menerapkan manejemen mutu, maka harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu.
Tujuan tersebut adalah tujuan antara dan tujuan akhir. Tujuan antara adalah
tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu staf organisasi tersebut harus
merumuskan masala mutu pelayanan. .masalah mutu dijadikan dasar untuk
menerapkan tujuan peningkatan mutu yang ingin dicapai. Sedangkan tujtuan akhir
ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatnya mutu
produksi dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini terkait dengan kepuasan
konsumen, termasuk turunya biaya,produksi dan jasa.
3.
Tahapan kegiatan program jaminan mutu
Operasional jaminan mutu layanan
kesehatan adalah upaya yang sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan
mengukur mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu
layanan kesehatan senatiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan yang
disepakati. Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan melalui
tahap-tahap sbb ;
v
Sadar mutu
v
Menyusun standar
v
Mengukur apa yang terjadi
v
Membuat rencana peningkatan mutu
layanan kesehatan
v
Melakukan peningkatan mutu layanan
kesehatan yang diperlukan
Sasaran yang ingin di capai dalam upaya peningkatan mutu
adalah sbb;
v
Menurunkan angka kematian
v
Menurunkan angka kecacatan
v
Meningkatkan kepuasan masyarakat dan
pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama wilayah kerjanya
v
Penggunaan obat secara rasional serta
tindakan pengobatan yang wajar.
2.7
Evaluasi Dan Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan Komunitas
Mutu
layanan kesehatan dapat di ukur melalui tiga cara yaitu;
a.
Pengukuran
mutu prospektif
Merupakan
pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan sebelum layanan
kesehatan diselenggarakan. Pengukurannya akan ditunjukan terhadap struktur atau
imput layanan kesehatan dengan asumsi bahwa layanan kesehatan harus
dimiliki sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan suatu layanan yang
bermutu seperti berikut;
1)
Pendidikan
profesi kesehatan
Ditujukan
agar menghasilkan profesi layanan kesehatan yang mempunyai pengetahuan,
ketrampilan, dan perilaku yang dapat mendukung layanan kesehatan yang bermutu.
2)
Perizinan
Merupakan
salah satu mekanisme untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Surat izin kerja
(SIK) dan surat izin praktek (SIP) yang diberikan kepada perawat merupakan
suatu pengakuan bahwa seorang perawat telah memenuhi syarat untuk melakukan
praktek profesi keperawatan (Ners). Dengan demikian denagn profesi kesehatan
lain harus mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya.
3)
Standardisasi
Dengan
menetapkan standarisasi,seperti dtandarisasi peralatan, tenaga,
gedung,sistem,organisasi,anggaran,dll setiap fasilitas layanan kesehatan yang
memiliki standar yang sama dapat menyelenggarakan layanan kesehatan yang sama
mutunya
4)
Sertifikasi
Merupakan
langkah selanjutnya dari perizinan. Pengakuan sebagai Ners yang teregistrasi
adalah contoh sertifikasi.
5)
Akreditasi
Merupakan
pengakuan bahwa suatu intitusi layanan kesehatan seperti rumah sakit telah
memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. Pengukuran mutu
prospektif berfokus pada penilaian sumber daya, bukan pada kinerja
penyelenggaraan layanan kesehatan.
b.
Pengukuran
mutu restrospektif
Merupakan
pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah
penyelenggaraan layanan kesehatan selesai dilaksanakan. Pengukuran ini biasanya
merupakan gabungan dari beberapa kegiatan seperti penilaian catatan keperawatan,
wawancara, pembuatan kuesioner dan penyelemnggaraan pertemuan.
c.
Pengukuran
mutu konkuren
Merupakan
pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan selama layanan
kesehatan dilangsungkan atau diselenggarakan. Penukuran ini dilakukan melalui
pengamatan langsung dan kadang-kandang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada
catatan keperawatan serta melakukan wawancara dan mengadakan pertemuan dengan
klien,keluarga,atau petugas kesehatan.
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan,
serta diberikan sesuai standart dan etika profesi. Layanan kesehatan yang
bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang di butuhkan,
dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan keshatan dan sekaligus di
inginkan oleh klien (individu) ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa
bersifat multidimensi
3.2 Saran
Diharapkan dapat meningkatkan
kamampuan mahasiswa tentang konsep jaminan mutu keperawatan kesehatan
komunitas
DAFTAR PUSTAKA
Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof
health care in Developing countries,quality assurance project,center for
human service. Bethesda, Maryland.
Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta
; EGC
Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan;
dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta EGC.
Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta;
Gramedia
Tjiptono . 1997. total quality service. Jogjakarta;
Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)