BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu
asuhan keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi
modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang
dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Pengertian
TAK stimulasi persepsi menurut
Purwaningsih dan Karlina (2009) adalah terapi yang bertujuan untuk
membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaftif. Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005).
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
1.2. TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Tujuan
umum TAK stimulasi persepsi ialah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya
2. Tujuan
Khusus
a.
Klien mampu menyebutkan identitas
dirinya
b.
Klien mampu menyebutkan identitas klien
lain
c.
Klien mampu berespon terhadap klien lain
dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
d.
Klien mampu memberikan tanggapan pada
pertanyaan yang diajukan
e.
Klien mampu menterjemahkan perintah
sesuai dengan permainan
f.
Klien mampu mengikuti aturan main yang
telah ditetapkan
g.
Klien mampu mengemukakan pendapat
mengenai therapi aktivitas kelompok yang dilakukan
1.3. MANFAAT
Menurut
Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat terapeutik, yaitu
manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya seperti pada uraian
berikut:
a.
Manfaat
umum
1.
Meningkatkan
kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain.
2.
Melakukan
sosialisasi.
3.
Membangkitkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b.
Manfaat
khusus
1.
Meningkatkan
identitas diri.
2.
Menyalurkan
emosi secara konstruktif.
3.
Meningkatkan
keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c.
Manfaat
rehabilitasi
1.
Meningkatkan
keterampilan ekspresi diri.
2.
Meningkatkan
keterampilan sosial.
3.
Meningkatkan
kemampuan empati.
4.
Meningkatkan
kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
1.4. AKTIVITAS
DAN INDIKASI
Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu
mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respon yang
dialami dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami
dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.
1.4.1
TAK klien halusinasi :
Aktivitas
mempersiapakan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan,
khususnya untuk klien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi : mengenal halusinasi;
b.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi : mengusir/ menghardik halusinasi;
c.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi : mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan;
d.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap;
e.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi :mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat;
f.
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini
adalah klien halusinasi.
1.5. PERSIAPAN
1.
Analisa situasi meliputi : waktu
pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas perawat, alat bantu yang dipakai
dan persiapan ruangan
2.
Uraian tugas perawat (therapist)
a.
Leader dan Co-Leader bertugas
menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu
anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator,
membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan
anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi
kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara
dinamis.
b.
Fasilitator bertugas memberikan stimulus
kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam
kelompok.
c.
Observer bertugas mencatat serta
mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan
pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai
selesai)
3.
Proses Seleksi
a.
Berdasarkan observasi prilaku
sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b.
Berdasarkan informasi dan diskusi
mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok
pada klien tersebut dengan perawat ruangan
c.
Melakukan kontak pada klien untuk
mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
4.
Program antisipasi masalah
Suatu
intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang
bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan
kegiatan therapi aktivitas kelompok.
A. KEGIATAN
1.
Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan
identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan
kegiatan dalam kelompok.
2.
Kegiatan
Klien mencari pasangan yang tepat,
melakukan perkenalan dengan pasangan, melakukan perkenalan di depan kelompok,
melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari
kelompok.
3.
Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien
dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan
4.
Terminasi/Penutup
Leader
menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali
tujuan dan manfaat kegiatan.
B. KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien
yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :
a.
80% klien mendapatkan pasangan yang
tepat
b.
90% dari jumlah klien mampu menyebutkan
identitas dirinya
c.
90% dari jumlah klien mampu menyebutkan
identitas klien lain
d.
80% dari jumlah klien mampu bersepon
terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
e.
80% dari jumlah klien mampu memberikan
tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
f.
70% dari jumlah klien mampu
menterjemahkan perintah permainan
g.
70% dari jumlah klien mampu mengikuti
aturan main yang telah ditentukan
h.
50% dari jumlah klien mau mengemukakan
pendapat tentang therapi aktifitas kelompok yang dilakukan
C. RENCANA PELAKSANAAN
- Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK di ruang Jiwa RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
a. Klien
menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain
b. Klien
halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
- Peserta
- Masalah Keperawatan
c. Menarik
diri
d. Harga
diri rendah
e. Halusinasi
- Persiapan
a. Analisa
Situasi
1).
Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 25 Agustus 2014
Waktu :
Pk.08.00 – 10.0008.00 – 10.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (35 menit)
Ekpress feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
2).
Jumlah Perawat
Mahasiswa PSIK : 6 Orang
Perawat Ruangan : 1 orang
3).
Pembagian Tugas
a.
Leader
1. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi
aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai
2. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
dan memperkenalkan dirinya.
3. Mampu
memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
4. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok
5. Menjelaskan permainan
b.
Co-Leader
1. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
tentang aktifitas klien
2. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan
tape recorder)
c. Fasilitator
1. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2. Berperan sebagai role play bagi klien selama
kegiatan
d. Observer
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan berlangsung
4).
Alat Bantu
Tape Recorder & Kaset
Gambar-gambar berpasangan
Kotak kecil
Balon dan kertas perintah
b. Proses
Pelaksanaan
1).
Perkenalan
a. Kelompok
perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk memulai
menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam
kelompok
b. Bila
akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan
tangannnya
c. Bila
klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
d. Pada
akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap perawat
dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2).
Permainan
a.
Klien yang telah diseleksi dikumpulkan
di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk lingkaran
b. Leader
memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari
digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan
buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap
peserta secara acak.
c. Selanjutnya
peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang.
Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : nama, alamat,
hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
d. Selanjutnya
masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan
pasangannya selengkap-lengkapnya.
e. Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk
berjoget bersama masing-masing pasangan dengan berpegangan tangan. Musik
dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan meledakkan balon untuk mencari kegiatan
yang dituliskan pada kertas didalam balon. Setelah kertas perintah dibaca,
masing-masing pasangan melakukan kegiatan yang diminta.
f. Setelah
selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien lain untuk menanyakan
sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab
pertanyaan tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan
reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien.
Kemudian dilemparkan kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang
positip/baik tanpa dipengaruhi oleh perawat.
g. Kemudian
dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan cara yang sama
h. Selama
kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara .
3).
Peer Review (Evaluasi Kelompok)
a.
Klien dapat mengemukakan perasaannya
setelah memperkenalkan dirinya
b. Klien
mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain dengan menyebut nama
c. Klien
mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi
a.
Klien dapat menyebutkan kembali tujuan
kegiatan
b. Leader
menjelaskan kembali tentang tujuan dan
manfaat dari kegiatan kelompok ini
- Antisipasi Masalah
a. Penanganan
klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1.) Memanggil
klien
2.) Memberi
kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila
klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1.) Panggil
nama klien
2.) Tanya
alasan klien meninggalkan permainan
3.) Berikan
penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa
klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c. Bila
ada klien lain ingin ikut
1.) Berikan
penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2.) Katakan
pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien
tersebut
3.) Jika
klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada
permainan tersebut
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Aktivitas dan indikasi TAK stimulasi persepsi (Halusinasi)
Aktivitas TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi dilakukan lima sesi yang
melatih kemampuan klien dalam mengontrol halusinasinya. Kelima sesi tersebut
akan peneliti paparkan dalam pedoman pelaksanaan TAK Stimulasi Persepsi
Halusinasi sebagai berikut :
Sesi 1 mengenal halusinasi
1.
Tujuan
a.
Klien
dapat mengenal halusinasi.
b.
Klien
mengenal waktu terjadinya halusinasi
c.
Klien
mengenal situasi terjadinya halusinasi
d.
Klien
mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.
2.
Setting
a.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b.
Ruangan
nyaman dan tenang.
3.
Alat
a.
Spidol
b.
Papan
tulis/whiteboard/flipchart
4.
Metode
a.
Diskusi
dan tanya jawab
b.
Bermain
peran/simulasi
5.
Langkah
kegiatan
a.
Persiapan
1)
Memilih
klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi :
halusinasi
2)
Membuat
kontrak dengan klien
3)
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
b.
Orientasi
1)
Salam
terapeutik.
a)
Salam
dari terapis kepada klien
b)
Perkenalkan
nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c)
Menanyakan
nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
2)
Evaluasi/validasi
: Menanyakan perasaan klien saat ini
3)
Kontrak
a)
Terapis
menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara
yang didengar.
b)
Terapis
menjelaskan aturan main berikut :
·
Jika
ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
·
Lama
kegiatan 45 menit.
·
Setiap
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c.
Tahap
kerja
1)
Terapis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan
perasaan klien pada saat terjadi.
2)
Terapis
meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien pada saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
Hasilnya ditulis di whiteboard.
3)
Beri
pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
4)
Simpulkan
isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa
didengar.
d.
Tahap
terminasi
1)
Evaluasi
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b)
Terapis
memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Tindak
lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu,
situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
3)
Kontrak
yang akan datang
a)
Menyepakati
TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
b)
Menyepakati
waktu dan tempat
6.
Evaluasi
dan dokumentasi
a.
Evaluasi
dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah
mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya
halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi tersedia
pada lampiran berikutnya.
b.
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien ketika melakukan TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul),
waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan
geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan
kepada perawat.
Sesi 2 mengontrol halusinasi dengan menghardik
1.
Tujuan
a.
Klien
dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.
b.
Klien
dapat memahami cara menghardik halusinasi.
c.
Klien
dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
2.
Setting
a.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b.
Ruangan
nyaman dan tenang.
3.
Alat
a.
Spidol
dan papan tulis/whiteboard/flipchart
b.
Jadwal
kegiatan klien
4.
Metoda
a.
Diskusi
dan tanya jawab.
b.
Bermain
peran/simulasi.
5.
Langkah
kegiatan
a.
Persiapan
1)
Mengingatkan
kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi 1.
2)
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan.
b.
Orientasi
1)
Salam
terpaeutik
a)
Salam
dari terapis kepada klien.
b)
Klien
dan terapis memakai papan nama.
2)
Evaluasi/validasi.
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien saat ini.
b)
Terapis
menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi, dan
perasaan.
3)
Kontrak.
a)
Menjelaskan
tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi.
b)
Menjelaskan
aturan main berikut :
·
Jika
ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
·
Lama
kegiatan 45 menit.
·
Setiap
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c.
Tahap
kerja :
1)
Terapis
meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi,
dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.
2)
Berikan
pujian setiap klien selesai bercerita.
3)
Terapis
menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
4)
Terapis
memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “Pergi, jangan ganggu saya”,
“Saya mau bercakap-cakap dengan…”.
5)
Terapis
meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai
dari klien di sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
6)
Terapis
memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
selesai memperagakan menghardik halusinasi.
d.
Tahap
terminasi
1)
Evaluasi.
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b)
Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Rencana
tindak lanjut.
a)
Terapis
menganjurkan setiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul.
b)
Memasukkan
kegiatan menghardik pada jadwal kegiatan harian klien.
3)
Kontrak
yang akan datang.
a)
Terapis
membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
b)
Terapis
membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
6.
Evaluasi
dan dokumentasi
a.
Evaluasi
dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi : halusinasi sesi 2, dievaluasi kemampuan klien mengatasi
halusinasi dengan menghardik menggunakan formulir evaluasi.
b.
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien ketika melaksanakan TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Misalnya, klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari
(buat jadwal).
Sesi 3 mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
1.
Tujuan
a.
Klien
dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya
halusinasi.
b.
Klien
dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
2.
Setting
a.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b.
Ruangan
nyaman dan tenang.
3.
Alat
a.
Buku
catatan dan pulpen.
b.
Jadwal
kegiatan harian klien.
c.
Spidol
dan papan tulis/whiteboard/flipchart
4.
Metode
a.
Diskusi
dan tanya jawab.
b.
Bermain
peran/simulasi dan latihan.
5.
Langkah
kegiatan
a.
Persiapan
1)
Mengingatkan
kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi 2.
2)
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan.
b.
Orientasi
1)
Salam
terapeutik
a)
Salam
dari terapis kepada klien.
b)
Peserta
dan terapis memakai papan nama.
2)
Evaluasi/validasi.
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien saat ini.
b)
Terapis
menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
c)
Terapis
menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
3)
Kontrak:
a)
Terapis
menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
b)
Menjelaskan
aturan main berikut :
·
Jika
ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
·
Lama
kegiatan 45 menit.
·
Setiap
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c.
Tahap
kerja
1)
Terapis
menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
2)
Terapis
meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari,
dan ditulis di whiteboard.
3)
Terapis
membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir yang sama
di whiteboard.
4)
Terapis
membimbing satu per satu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan
whiteboard.
5)
Terapis
melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
6)
Berikan
pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai membuat
jadwal dan memperagakan kegiatan.
d.
Tahap
terminasi
1)
Evaluasi.
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan
memperagakannya.
b)
Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Rencana
tindak lanjut.
Terapis
menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
3)
Kontrak
yang akan datang.
a)
Terapis
membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
b)
Terapis
membuat kesepakatan waktu dan tempat.
6.
Evaluasi
dan dokumentasi
a.
Evaluasi
dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi sesi 3 dievaluasi kemampuan klien mencegah
timbulnya halusinasi dengan melakukan kegiatan harian, dengan menggunakan
formulir evaluasi.
b.
Dokumentasikan
kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan setiap
klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 3.
Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Sesi 4 mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
1.
Tujuan
a.
Klien
memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya
halusinasi.
b.
Klien
dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi.
2.
Setting
a.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
b.
Ruangan
nyaman dan tenang.
3.
Alat
a.
Jadwal
kegiatan harian klien dan pulpen.
b.
Fliphchart/Whiteboard
dan spidol.
4.
Metoda
a.
Diskusi
dan tanya jawab
b.
Bermain
peran/simulasi
5.
Langkah
kegiatan
a.
Persiapan
1)
Mengingatkan
kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi 3.
2)
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan.
b.
Orientasi
1)
Salam
terpaeutik:
a)
Salam
dari terapis kepada klien.
b)
Peserta
dan terapis memakai papan nama.
2)
Evaluasi/validasi
a)
Menanyakan
perasaan klien saat ini.
b)
Menanyakan
pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.
3)
Kontrak
a)
Terapis
menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
b)
Terapis
menjelaskan aturan main berikut :
·
Jika
ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
·
Lama
kegiatan 45 menit.
·
Setiap
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c.
Tahap
kerja
1)
Terapis
menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan
mencegah halusinasi.
2)
Terapis
meminta setiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
3)
Terapis
meminta setiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
4)
Terapis
memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul, “Suster, ada suara di
telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “Suster, saya mau ngobrol
tentang kapan saya boleh pulang”.
5)
Terapis
meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnya.
6)
Berikan
pujian atas keberhasilan klien.
7)
Ulangi
kegiatan no. 5 dan 6 sampai semua klien mendapat giliran.
d.
Tahap
terminasi
1)
Evaluasi
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b)
Terapis
menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
c)
Memberi
pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Rencana
tindak lanjut
Menganjurkan
klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, melakukan
kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
3)
Kontrak
yang akan datang
a)
Terapis
membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
b)
Terapis
menyepakati waktu dan tempat
6.
Evaluasi
dan dokumentasi
a.
Evaluasi
dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
Stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, dievaluasi kemampuan mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap, yaitu dengan menggunakan formulir evaluasi.
b.
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien ketika melakukan TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi 4. Klien belum mampu secara lancar bercakap-cakap dengan orang
lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang
rawat.
Sesi 5 mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
1.
Tujuan
a.
Klien
memahami pentingnya patuh minum obat.
b.
Klien
memahami akibat tidak patuh minum obat.
c.
Klien
dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
2.
Setting
a.
Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b.
Ruangan
nyaman dan tenang
3.
Alat
a.
Jadwal
kegiatan harian klien
b.
Flipchart/whiteboard
dan spidol.
c.
Beberapa
contoh obat.
4.
Metoda
a.
Diskusi
dan tanya jawab
b.
Melengkapi
jadwal harian.
5.
Langkah
kegiatan
a.
Persiapan
1)
Mengingatkan
kontrak dengan anggota kelompok yang telah mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi 4.
2)
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
b.
Orientasi
1)
Salam
terpaeutik
a)
Salam
dari terapis kepada klien.
b)
Peserta
dan terapis memakai papan nama
2)
Evaluasi/validasi
a)
Menanyakan
perasaan klien saat ini
b)
Terapis
menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga cara
yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan dan
bercakap-cakap).
3)
Kontrak
a)
Terapis
menjelaskan tujuan kegiatan dengan anggota kelompok, yaitu mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat.
b)
Menjelaskan
aturan main berikut :
·
Jika
klien akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin kepada terapis.
·
Lama
kegiatan 45 menit.
·
Setiap
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c.
Tahap
kerja
1)
Terapis
menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh, karena obat
member perasaan tenang, dan memperlambat kambuh.
2)
Terapis
menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh.
3)
Terapis
meminta setiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat
daftar di whiteboard.
4)
Menjelaskan
lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang
yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
5)
Minta
klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
6)
Berikan
pujian pada klien yang benar.
7)
Mendiskusikan
perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).
8)
Mendiskusikan
perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
9)
Menjelaskan
keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh.
10) Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat,
yaitu kejadian halusinasi/kambuh.
11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum
obat dan kerugian tidak patuh minum obat.
12) Memberi pujian setiap kali klien benar.
d.
Tahap
terminasi
1)
Evaluasi
a)
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b)
Terapis
menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
c)
Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Rencana
tindak lanjut
Menganjurkan
klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik, melakukan
kegiatan, bercakap-cakap, dan patuh minum obat.
3)
Kontrak
yang akan datang
a)
Terapis
mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.
b)
Buat
kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.
6.
Evaluasi
dan dokumentasi
a.
Evaluasi
dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi : halusinasi sesi 5, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak
patuh minum obat. Formulir evaluasi terdapat pada lampiran berikutnya.
b.
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien ketika melakukan TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat,
Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan
Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya..
semoga bermanfaat.. :)